Prinsip Belajar dan Keterampilan
Mengajar dan Manajemen Pembelajaran
Mengajar merupakan suatu proses yang
kompleks. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi
kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan
yang dirumuskan. Dalam prosesnya aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada
pada siswa. Namun demikian bukanlah berarti peran guru tersisihkan; melainkan
diubah. Guru berperan bukan sebagai penyampai informasi, tetapi bertindak
sebagai director dan facilitator of learning – pengarah dan pemberi fasilitas
untuk terjadinya proses belajar.
Beberapa prinsip umum tentang
mengajar:
- Mengajar harus berdasarkan pengalaman
yang sudah dimiliki siswa
- Pengetahuan dan keterampilan yang
diajarkan harus bersifat praktis
- Mengajar harus memperhatikan
perbedaan individual setiap siswa
- Kesiapan dalam belajar sangat penting
dijadikan landasan dalam mengajar
- Tujuan pengajaran harus diketahui
siswa
- Mengajar harus mengikuti rpinsip
psikologis tentang belajar.
Belajar adalah sebagai proses
perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan
perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan.
Interaksi ini biasanya berlangsung secara sengaja.
Kesengajaan itu sendiri tercermin
dari adanya faktor-faktor berikut:
- Kesiapan (readiness); yaitu kapasiti
baik fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu
- Motivasi; yaitu dorongan dari dalam
diri sendiri untuk melakukan sesuatu
- Tujuan yang ingin dicapai.
Beberapa prinsip umum tentang
belajar:
- Proses belajar adalah kompleks namun
terorganisasi
- Motivasi penting dalam belajar
- Belajar berlangsung dari yang
sederhana meningkat kepada yang kompleks.
- Belajar melibatkan proses perbedaan
dan penggeneralisasian berbagai proses.
Prinsip-prinsip Belajar
- Untuk dapat belajar
dengan baik, siswa membutuhkan suasana yang wajar, tanpa tekanan.
- Untuk dapat belajar
dengan baik, siswa membutuhkan suasana yang merangsang
- Dalam proses
belajar mengajar, siswa sering membuthkan bimbingan dan bantuan guru
- Dalam Proses
Belajar mengajar, siswa membuthkan kesempatan untuk berkomunikasi, baik dengan
guru, teman, maupun dengan lingkungannya
- Kebutuhan siswa
akan poin 1,2,3 dan 4 berbeda dalam ragam dan kadarnya.
(Conny Semiawan,
1988 : 63)
Keterampilan Dasar Mengajar
Jenis-jenis keterampilan mengajar
terbatas, mempunyai rentangan dari yang sederhana sampai yang kompleks, dari
yang mengimplementasikan guru sebagai pusat keaktifan sampai kepada penciptaan
situasi yang memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara
optimal. Jenis–jenis keterampilan mengajar tersebut meliputi:
- Keterampilan Bertanya (Dasar dan Lanjutan)
- Keterampilan Memberi Penguatan
- Keterampilan Mengadakan Variasi
- Keterampilan Menjelaskan
- Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
- Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil
- Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
- Keterampilan Mengelola Kelas
Pengertian
Yang dimaksud dengan keterampilan
mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal, dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal, apabila terdapat gangguan dalam proses belajar baik yang
bersifat gangguan kecil dan sementara maupun gangguan yang berkelanjutan.
(Depdikbud, 1985g: 3)
Tujuan
1. Tujuan untuk siswa
Keterampilan mengelola kelas bagi
siswa mempunyai tujuan untuk:
- Mendorong siswa
mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya, serta sadar
untuk mengendalikan dirinya.
- Membantu siswa
agar mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan
melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan
kemarahan.
- Menimbulkan rasa
berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar
sesuai dengan aktivitas-aktivitas kelas.
2. Tujuan untuk Guru
Bagi guru, tujuan keterampilan
mengelola kelas adalah untuk melatih keterampilannya dalam:
- Mengembangkan
pengertian dan keterampilan dalam memelihara kelancaran penyajian dan
langkah-langkah proses belajar mengajar secara efektif.
- Memiliki
kesadaran terhadap kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya dalam
memberikan pengarahan yang jelas kepada siswa.
- Memberi respon secara efektif
terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan gangguan-gangguan kecil atau
ringan serta memahami dan menguasai seperangkat kemungkinan strategi dan yang
dapat digunakan dalam hubungan dengan masalah tingkah laku siswa yang
berlebihan atau terus menerus melawan di kelas.
Komponen-Komponen
Pada garis besarnya keterampilan
mengelola kelas terbagi dua bagian yaitu;
1. Keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
- Menunjukan sikap tanggap, Guru memperlihatkan sikap positif
terhadap setiap perilaku yang muncul pada siswa dan memberikan
tanggapan-tanggapan atas perilaku tersebut dengan maksud tidak menyudutkan
kondisi siswa, perasaan tertekan dan memunculkan perilaku susulan yang kurang
baik.
- Membagi perhatian, Kelas diisi lebih dari satu orang
akan tetapi sejumlah orang (siswa) yang memiliki keterbatasan-keterbatasan yang
berbeda-beda yang membutuhkan bantuan dan pertolongan dari guru. Perhatian guru
tidak hanya terpokus pada satu orang atau satu kelompok tertentu yang dapat
menimbulkan kecemburuan, tapi perhatian harus terbagi dengan merat kepada
setiap anak yang ada di dalam kelas.
- Memusatkan perhatian kelompok, Munculnya kelompok informal di kelas,
atau pengelompokan karena di sengaja oleh guru dalam kepentingan pembelajaran
membutuhkan kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan perilakunya, terutama
ketika kelompok perhatiannya harus terpusat pada tugas yang harus diselesaikan.
- Memberikan petunjuk-petunjuk yang
jelas, Untuk mengarahkan kelompok kedalam
pusat perhatian seperti dijelaskan di atas, juga memudahkan anak menjalankan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya maka tugas guru adalah emamparkan setiap
pelaksanan tugas-tugas tersebut sebagai petunjuk pelaksanaan yang harus
dilaksanakan anak secara bertahap dan jelas.
- Menegur, Permasalahan bisa terjadi dalam
hubungannya antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru. Permasalahan dalam
hubungan tersebut bisa terjadi dalam konteks pembelajaran, sehingga guru
sebagai pemegang kendali kelas harus mampu memberikan teguran yang sesuai
dengan tugas dan perkembangan siswa. Sifat dari teguran tidak merupakan hal yang memberikan efek
penyerta yang menimbulkan ketakutan pada siswa tapi bagaimana siswa bisa tahu
dengan kesalahan yang dilakukannya.
- Memberi penguatan, Penguatan adalah upaya yang diarahkan agar prestasi yang
dicapai dan perilaku-perilaku yang baik dapat dipertahankan oleh siswa atau
bahkan mungkin ditingkatkan dan dapat ditularkan kepada siswa lainnya.
Penguatan yang dimaksudkan dapat berupa reward yang bersipat moril juga
yang bersifat material tapi tidak berlebihan.
Keterampilan
yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal
- Memodifikasi tingkah laku, Modifikasi tingkah laku adalah
menyesuaikan bentuk-bentuk tingkah laku kedalam tuntutan kegiatan pemebelajaran
sehingga tidak muncul prototyfe pada diri anak tentang peniruan perilaku yang
kurang baik.
- Pengelolaan kelompok, Kelompok kecil ataupun kelompok
belajar di kelas adalah merupakan bagaian dari pencapaian tujuan pembelajaran
dan strategi yang terapkan oleh guru. Kelompok juga bias muncul secara informal
seperti teman bermain, teman seperjalanan, teman karena gender dan lain-lain.
Untuk kelancaran pembelajaran dan pencapaiant ujuan pembelajaran maka kelompok
yang ada dikelas itu harus di kelola dengan baik oleh guru.
- Menemukan dan memecahkan tingkah laku
yang menimbulkan masalah, Permasalahan memiliki sifat perennial
(akan selalu ada) dan nurturan effect, oleh karena itu permasalahan
akan muncul didalam kelas kaitannya dengan interaksi dan akan diikuti oleh
damapak pengiring yang besar bila tidak bias diselesaikan. Guru harus dapat
mendeteksi permasalahan yang mungkin muncul dan dengan secepatnya mengambil langkah penyelesaian
sehingga ada solusi untuk masalah tersebut.
Manajemen Pembelajaran
Manajemen kelas di Sekolah Dasar
tidak hanya pengaturan belajar, fasilitas fisik dan rutinitas, tetapi
menyiapkan kondisi kelas dan lingkungan sekolah agar tercipta kenyamanan dan
suasana belajar yang efektif. Oleh karena itu, sekolah dan kelas perlu dikelola
secara baik, dan menciptakan iklim belajar yang menunjang.
Guru harus memahami beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
belajar anak SD, supaya tercipta proses belajar yang baik. Faktor yang perlu
diperhatikan antara lain: kondisi fisik, sosio emosional dan organisasional.
Semua faktor ini harus difahami oleh guru agar tujuan KBM dapat tercapai dengan
sebaik-baiknya, atau setiap kegiatan belajar mengajar, baik yang sifatnya
instruksional maupun tujuan pengiring akandapat dicapai secara optimal.
Lingkungan fisik yang memenuhi syarat, mendukung meningkatnya
intensitas proses KBM siswa di SD. Di samping itu juga mempunyai pengaruh
terhadap pencapaian tujuan pengajaran di SD. Setiap proses belajar mengajar
kondisi ini harus direncanakan dan diusahakan oleh guru secara sengaja agar
dapat dihindarkan kondisi yang dirugikan, dan mengembangkan kepada kondisi yang
kondusif.
Kondisi fisik di Taman Kanak-kanak senantiasa nyaman, antara
lain ruangan harus diusahakan memenuhi syarat. Ukuran ruangannya harus cukup;
memberi keleluasaan bergerak; cahaya dan sirkulasi udara baik dan pengaturan
perabot harus tertata rapih agar siswa bisa bergerak bebas. Di dalam pengaturan ruangan kelas terdapat beberapa tempat
duduk/ meja kursi, di antaranya: pola berderet, pola berjajar atau berbasis.
Tapi pada umumnya tempat duduk siswa diatur menurut kesenangan siswa itu
sendiri. Dalam pola susunan berkelompok siswa dapat berkomunikasi dengan mudah
satu sama lain dan bisa pindah dari kelompok yang satu dengan kelompok lainnya.
Ada juga pola farmasi tapal kuda. Pola ini guru berada di
tengah-tengah para siswa SD. Pola ini bisa dipakai apabila pelajaran banyak
memerlukan tanya jawab antara guru dengan siswa SD, dan lebih memudahkan saling
berkomunikasi dan berkonsultasi. Pola duduk melingkar. Pola ini dilaksanakan
apabila ada suatu kegiatan atau alat yang mesti diperagakan akan mudah dilihat
dan dikomentari oleh siswa.
Di samping susunan meja kursi yang fleksibel menurut pola
formasi tertentu, siswa SD pada waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar tidak
selalu terpaku duduk di kursi akan tetapi dapat juga duduk di tikar, atau
karpet yang berabjad dan bergambar. Penyediaan alat bermain atau sumber belajar
harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu itu. Selain
susunan meja, penyediaan alat, pengelompokkan tempat duduk, dinding juga dapat
digunakan untuk menempelkan hasil pekerjaan siswa SD. Hasil pekerjaan siswa di
tempel di dinding dengan menggunakan triplek atau busa. Hasil yang ditempelkan
hendaknya secara bergantian sehingga tidak membosankan dan tidak mengganggu
perhatian anak. Hasil karya seni yang dipampang di dinding, mengganggu
perhatian anak. Hasil karya seni yang dipampang di dinding, akan mempunyai
kebanggaan tersendiri bagi orang tua siswa tersebut.
Ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa SD. Jendela
harus cukup besar, sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk dan udara yang
sehat juga masuk ke kelas. Dengan ventilasi yang baik dan udara yang sehat,
semua siswa SD dan guru di dalam kelas dapat menghirup udara yang segar. Cahaya
sebaiknya datang dari sebelah kiri, supaya cukup terang dan tidak menyilaukan.
Di dalam pengaturan penyimpanan barang-barang hendaknya di simpan pada
tempatnya yang khusus (loker) yang sudah diberi tanda, dan barang tersebut
mudah dijangkau kalau diperlukan dalam kegiatan belajar.
Barang yang nilai praktisnya tinggi
dapat disimpan di ruang kelas, seperti alat bermain yang sesuai dengan tema
pada waktu mau dilaksanakan. Sedangkan buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu
pribadi, buku penghubung, harus ditempatkan pada tempat yang tidak jauh dari
meja guru. Selain itu, juga alat pengamanan harus selalu tersedia.
Mengajar adalah segala upaya yang
disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses
belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
Belajar adalah sebagai proses
perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan
perilaku dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan.
Jenis-jenis keterampilan mengajar
terbatas, mempunyai rentangan dari yang sederhana sampai yang kompleks, dari
yang mengimplementasikan guru sebagai pusat keaktifan sampai kepada penciptaan
situasi yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara optimal.
SUMBER:
Suryana A. 2006. Manajemen Kelas. Program Studi Pgsd.
Universitas Pendidikan Indonesia