Kamis, 18 Desember 2014

Penggolongan Zat Adiktif

Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence).
Bahan-bahan kimia tidak hanya menyangkut bahanbahan kimia yang ada di rumah tangga, seperti pemutih, pembersih, dan zat-zat aditif makanan, tetapi juga zatzat yang dapat menimbulkan pengaruh negatif atau efek samping bagi kesehatan jika pemakaiannya disalahgunakan.
Bahan kimia dimaksud di sini adalah kelompok zat kimia yang tergolong ke dalam zat adiktif dan psikotropika.


Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi dalam 3 golongan, yaitu:
  • Golongan I, narkotika hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi sangat tinggi untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
  • Golongan II, narkotika untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
  • Golongan III, narkotika untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
a. Ganja
Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkoba dari golongan kanabionoid. Ganja terbuat dari daun, bunga, biji, dan ranting muda tanaman mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering. Ganja dipakai dalam bentuk rokok lintingan, campuran tembakau, dan damar ganja. Tanda-tanda penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah, banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk, tetapi susah tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap cahaya. Tanda-tanda gejala putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu makan. Tandatanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tidak teratur, napas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa.

b. Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga dengan sebutan candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil dari getah buah mentah Pavaper sommiverum. Opium mengandung lebih dari dua puluh macam senyawa.
Morfin kali pertama diisolasi dari getah buah pada 1905 oleh Friedrich Seturner. Pada waktu itu, morfin digunakan oleh para tentara untuk menghilangkan rasa sakit karena luka atau menghilangkan rasa nyeri pada penderita kanker. Setelah itu, banyak tentara yang mengalami adiksi (efek ketergantungan). Pemakaian dosis morfin yang berlebihan dapat menyebabkan kematian.
Heroin merupakan senyawa turunan (hasil sintesis) dari morfin yang dikenal dengan sebutan putau. Kodein merupakan senyawa turunan dari morfin, tetapi memiliki kemampuan menghilangkan nyeri lebih lemah, demikian pula efek kecanduannya (adiksinya) lebih lemah.
Kodein biasa dipakai dalam obat batuk dan obat penghilang rasa nyeri. Penggunaannya yang menyalahi aturan dapat menimbulkan rasa sering mengantuk, perasaan gembira berlebihan, banyak berbicara sendiri, kecenderungan untuk melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah, ukuran pupil mata mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir. Jika pemakaian obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap, kepala terasa berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah, badan menggigil, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis atau overdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut: tertawa tidak wajar, kulit lembap, napas pendek tersenggal-senggal, dan dapat mengakibatkan kematian.

c. Kokain
Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari narkotika.
Kokain diperoleh dari hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca). Zat ini dapat dipakai sebagai anaestetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.

d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon digunakan sebagai zat penenang (sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur.
Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat. Jika sudah kecanduan, kemudian diputus pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul gejala gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi dosis tertentu dapat menimbulkan kematian.

e. Nikotin
Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Namun, orang biasanya mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat murninya, melainkan secara tidak langsung ketika mereka merokok. Nikotin yang diisap pada saat merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, bersifat karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko terserang kanker paru-paru, kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emphysema), risiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.

f. Alkohol
Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini sudah dikenal manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
Alkohol yang terkandung dalam minuman dapat berasal dari hasil fermentasi bahan minuman itu sendiri (contohnya, alkohol yang terdapat dalam minuman hasil fermentasi sari buah anggur) atau sengaja ditambahkan ke dalam suatu minuman olahan. Semua jenis minuman yang mengandung alkohol (etanol). Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman keras dikelompokkan menjadi golongan:
1) A, berkadar etanol 1–5 %;
2) B, berkadar etanol 5–20 %; dan
3) C, berkadar etanol 20–50 %.
Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan muka kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian dihentikan maka akan timbul gejala gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak bicara sendiri.

Macam-macam Gempa Bumi

Gempabumi yang merupakan fenomena alam yang bersifat merusak dan menimbulkan bencana dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
a.       Gempabumi Vulkanik ( Gunung Api )
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwasanya gempabumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma yang biasa terjadi sebelum gunung  api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akanmenyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
b.    Gempabumi Tektonik
Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempabumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
c.     Gempabumi Runtuhan
Gempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
d.    Gempabumi Buatan
Gempabumi buatan adalah gempabumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Berdasarkan  kekuatannya  atau  magnitudo (M),  gempabumi  dapatdibedakan atas :
1.)  Gempabumi sangat besar dengan magnitudo lebih besar dari 8 SR.
2.)  Gempabumi besar magnitudo antara 7 hingga 8 SR.
3.)  Gempabumi merusak magnitudo antara 5 hingga 6 SR.
4.)  Gempabumi sedang magnitudo antara 4 hingga 5 SR.
5.)  Gempabumi kecil dengan magnitudo antara 3 hingga 4 SR .
6.)  Gempabumi mikro magnitudo antara 1 hingga 3 SR .
7.)  Gempabumi ultra mikro dengan magnitudo lebih kecil dari 1 SR.
Di bawah kerak bumi terdapat lapisan lunak terbentuk dari batuan panas yang lumer.Kerak bumi yang terbentuk dari nikel dan besi dengan bahagian yang padat ditengahnya.Kerak tersebut bisa mencapai ketebalan 70 km di bawah barisan pengunungan terbesar di dunia. Kebanyakan gempabumi berasal
Dari kerak bumi. Kadang-kadang gempabumi juga bisa terjadi pada kedalaman 700 km di bawah permukaan bumi. Atas dasar kedalaman dari posisi gempa, gempa dapat dikategorikan atas 3 kategori:
1.  Gempa dangkal, (Hiposenter terletak pada kedalaman 0 – 65 km)
2.  Gempa sedang, (Hiposenter terletak pada kedalaman 65 – 200 km)
3.  Gempa dalam, (Hiposenter terletak pada kedalaman  > 200 km)
Berdasarkan tipenya Mogi membedakan gempabumi atas:
1.)    Tipe I :  pada tipe ini gempabumi utama diikuti gempa susulan tanpa didahului oleh gempa pendahuluan (fore shock).
2.)    Tipe II : Sebelum terjadi gempabumi utama, diawali dengan adanya gempa pendahuluan dan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang cukup banyak.
3.)    Tipe III : Tidak terdapat gempabumi utama. Magnitudo dan jumlah gempabumi yang terjadi  besar pada periode awal dan berkurang pada periode akhir dan biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa ini disebut tipe swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik seperti gempa gunung Lawu pada tahun 1979.

LAPORAN PENELITIAN Kajian Lintas Budaya Antara Masyarakat Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
              Kebudayaan dan masyarakat adalah ibarat dia sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, keilmuan, sosial, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan yang khusus yang terdapat pada suatu golongan dalam masyarakat yang berbeda dengan kebudayaan golongan masyarakat lain maupun kebudayaan seluruh masyarakat mengenai bagian yang tidak pokok dinamakan kebudayaan khusus misalnya kebudayaan daerah Aceh, Batak, Jawa, Nusa Tenggara, dan lain-lain. Kebudayaan khusus ini timbul antara lain perbedaan lingkungan, suku, bangsa, agama, latar belakang pendidikan, profesi, dan sebagainya.


Dalam sebuah kebudayaan terdapat unsur-unsur pokok yang disebut juga dengan culture universal. Hal ini menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal artinya dapat dijumpai di setiap kebudayaan yang ada di seluruh Indonesia. Culture universal tersebut misalnya mata pencaharian, sistem kemasyarkatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan.


Budaya daerah dapat dilihat dari delapan aspek yaitu aspek Bahasa, Sikap dalam Pendidikan, Peran Wanita, Hubungan Personal, Tata Krama (Kebiasaan) Sehari-hari, Nilai-nilai dalam Dunia Kerja atau Pendidikan, dan Kebebasan Pribadi (Privasi). Dari banyaknya ragam budaya Indonesia itulah, kami melakukan kajian lintas budaya dengan mengkaji Bahasa, Peran Wanita, Tata Krama (Kebiasaan), dan Nilai-Nilai Dalam Keluarga. Sehingga dengan adanya kajian lintas budaya ini kita dapat mengetahui bagaimana perbedaan antar budaya daerah satu dengan budaya di daerah lainnya.


B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana budaya yang ada di daerah Jawa Tengah
2. Bagaimana budaya masyarakat daerah 
Jawa Tengah ditinjau dari Bahasa, Peran Wanita, Tata Krama (Kebiasaan), dan Nilai-Nilai Dalam Keluarga?
3. Bagaimana budaya yang ada di daerah Nusa Tenggara Barat ?
4. Bagaimana budaya masyarakat daerah Nusa Tenggara Barat ditinjau dari Bahasa, Peran Wanita, Tata Krama (Kebiasaan), dan Nilai-Nilai Dalam Keluarga?


C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui budaya yang ada di daerah 
Jawa Tengah
2. Untuk mengetahui budaya masyarakat daerah 
Jawa Tengah ditinjau dari Bahasa, Peran Wanita, Tata Krama (Kebiasaan), dan Nilai-Nilai Dalam Keluarga.
3. Untuk mengetahui budaya yang ada di daerah Nusa Tenggara Barat.
4. Untuk mengetahui budaya masyarakat daerah Nusa Tenggara Barat ditinjau dari Bahasa, Peran Wanita, Tata Krama (Kebiasaan), dan Nilai-Nilai Dalam Keluarga?


D. MANFAAT
1. Dapat menambah wawasan kita tentang kebudayaan yang ada di wilayah Indonesia
2. Dapat menambah rasa cinta terhadap budaya daerah
3. Dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan antar daerah di Indonesia



BAB II
ISI

A. BAHASA
             Bahasa adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi. Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan


1. Jawa Tengah
Kebiasaan masyarakat saat berpapasan dengan seseorang yang dikenal yaitu:
Menyapa lebih dahulu : 20%
Kadang menyapa dahulu : 60%
Menunggu untuk disapa : 20%
Pada saat bertemu dengan seseorang yang dikenal biasanya menggunakan kata “hey” dan “hello” untuk teman sebaya atau teman yang dikenal. Sedangkan untuk menyapa orang yang lebih tua ataupun orang yang mempunyai jabatan penting yaitu bisa dengan “Pak”, “Bu”, “Mbak”, “Mas”, dan lain-lain agar dapat terlihat sopan dan santun dalam berbincang-bincang.


Untuk masyarakat Jawa Tengah kebiasaan menyapa pada saat bertemu dengan orang yang dikenal tidak berdasarkan usia ataupun kesenioritasannya namun biasanya kebiasaan menyapa ini bersifat fleksible. Masyarakat Jawa Tengah pada umumnya sering berbasa-basi dalam perkataan mereka apabila bertemu dengan seseorang yang dikenal maupun belum kenal. Hal ini dikarenakan agar nantinya dapat akrab dengan orang tersebut selain itu dengan kita basa-basi saat berbincang-bincang kita dapat terlihat sopan.

Pemberian nama untuk anak-anak jaman sekarang sudah sangat bervariasi sekali, tidak seperti jaman dahulu yang hanya menggunakan dua bahkan satu kata saja dalam memberikan nama untuk anak mereka. Namun jaman sekarang pemberian nama juga mengambil nama-nama asing untuk mepercantik nama. Hasil survei yang kami peroleh di daerah ini yaitu:
§ Sedikit menggunakan bahasa asing : 20%
§ Menggunakan bahasa asing : 80%
§ Tidak menggunakan bahasa asing : -


Di daerah ini tidak ada pergeseran makna bahasa asli jadi masih menggunakan bahasa yang biasanya digunakan oleh orang-orang sebelumnya, terbukti di daerah ini masih sangat melestarikan bahasa daerahnya dengan menggunakan bahasa daerah sehari-hari bahkan menggunakan bahasa krama untuk daerah-daerah tetentu.

2. Nusa Tenggara Barat
Kebiasaan masyarakat NTB saat berpapasan dengan seseorang yang dikenal yaitu semuanya menyapa terlebih dahulu, karena kebanyakan dari mereka memang kenal dengan orang disapa, jadi saat bertemu mereka akan langsung menyapa terlebih dahulu tanpa, menunggu orang lain yang menyapa. Ada juga yang menyapa terlebih dahulu, karena sudah menjadi kebiasaan basa – basi saat bertemu dengan orang yang dikenal.
Pada saat bertemu dengan orang yang dikenal biasanya mereka memanggil nama, tersenyum dan juga menanyakan kabar dengan bahasa daerah disana, seperti:
a. Mbe laiq tie meton? (mau kemana kawan?)
b. mbe epe aning? (sama tapi lebih sopan)
c. Mbe de lumbar mamiq? (sama tapi paling halus)


Sementara untuk menyapa yang lebih tua biasanya hanya tersenyum dan mengucapkan salam. Selain itu basa basi juga diperlukan apabila bertemu dengan orang lain atau orang yang dikenal, karena mereka menganggap itu untuk mempererat tali silaturahmi dan agar lebih sopan.
Sementara kebiasaan masyarakat NTB dalam menyapa:
• 40% menyapa, tidak bergantung pada usia dan kesenioritasannya, jadi siapapun yang dikenal akan disapa.
• 40% menyapa beragantung pada usia dan kesenioritasannya, jadi pada saat menyapa lebih terlihat sopan dan agar terlihat hormat dengan yang lebih tua.
• 20% menyapa belum tentu bergantung pada usia, dan kesenioritasannya.

Pemberian nama pada anak untuk masyarakat NTB sudah sangat bervariasi, karena masyarakat disana dalam membeeikan nama pada anak tidak hanya menggunakan bahasa daerah, melainkan sudah tercampur dengan bahasa Indonesia, dan bahasa asing.
• Pemberian nama dengan sedikit menggunakan bahasa asing 60 %
• Pemberian nama dengan menggunakan bahasa asing 20 %
• Tidak menggunakan bahasa asing 20 %
Jadi pemberian nama anak pada masyarakat tersebut masih banyak yang menggunakan bahasa daerah disana. Sehingga tidak akan melunturkan kebudayaan mereka.
Pemakaian gaya dan bentuk bahasa dalam berinteraksi dengan orang yang berbeda-beda juga berbeda. Apabila dengan teman dekat menggunakan bahasa daerah dan bahasa gaul mereka, dengan orang tua menggunakan bahasa daerah yang sopan atau bahsa Indonesia. Sedangkan untuk orang yang memiliki jabatan penting, menggunakan bahsa daerah NTB dan juga bahasa Indonesia. Walaupun masih banyak yang menggunakan bahsa daerah, namun tetap ada pergeseran makna terhadap istilah – istilah bahasa.
B. PERAN WANITA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Peran seorang ibu dalam rumah tangga sangat penting. Bukan sekedar seperti perkataan orang jaman dahulu yaitu macak, masak, manak yang artinya seorang wanita jaman dahulu itu hanya dianggap seorang yang hanya bisa berdandan, memasak di dapur, dan melahirkan. Namun persepsi sepertiitu saudah tidak ada pada jaman sekarang. Karena wanita itu adalah seorang yang bisa mengerti semua kebutuhan keluarga mulai dari memanajemen waktu anak, mengatur keuangan, mengontrol dan menjaga kesehatan, psikologi anak, dan lain-lain.


1. Jawa Tengah
Di daerah 
Jawa Tengah persepsi orang-orang jaman dahulu tentang wanita yang hanya bisa macak, masak, dan manak sudah sangat ditinggalkan karena menurut hasil survei yang kami peroleh dari 100% responden mengatakan bahwa 60% wanita sangat berperan dan 40% cukup berperan. Peranan wanita dalam keluarga sangat bermacam-macam yaitu dapat berperan sebagai pengurus rumah tangga, dapat mengerti dan memahami anggota keluarga, serta ada juga yang berperan sebagai pencari nafkah. Selain sebagai pengurus rumah tangga dan pencari nafkah, wanita juga mempunyai suatu komunitas dengan kegiatan-kegiatan yang biasanya terdapat di daerahnya misalnya mengikuti PKK, posyandu anak, posyandu lansia, arisan, dan pengajian. Hal ini dilakukan karena dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut wanita dapat bersosialisasi dengan warga masyarakat dan nantinya wanita tersebut tidak akan ketinggalan jaman.

Perubahan jaman menuntut para wanita untuk dapat ikut membantu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan rata-rata mereka menjadi:
Pegawai Negeri Sipil 20%
Swasta 20%


Ibu Rumah Tangga 60%
Berdasarkan hasil survei yang kami peroleh, wanita di daerah 
Jawa Tengah sebagian besar tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan adapula yang lulusan sarjana.

2. Nusa Tenggara Barat
Seorang wanita di wilayah NTB mempunyai peran yang cukup tinggi, berdasarkan hasil survey wanita di NTB 60% wanita cukup berperan di rumah. Peranan wanita dalam keluarga sangat bermacam-macam yaitu dapat berperan sebagai pengurus rumah tangga, dapat mengerti dan memahami anggota keluarga, serta ada juga yang berperan sebagai pencari nafkah. Selain sebagai pengurus rumah tangga dan pencari nafkah. Namun peran terbesar mereka adalah mengurus rumah tangga, kemudian yang selanjutnya mengerti dan memahami anggota keluarga.
Untuk pendidikan terakhir wanita (ibu) disana jangan dianggap remeh, karena sebagian besar pendidikan terakhir mereka sebagian besar lulus SMA yaitu sebesar 60 %, sarjan dan tidak bersekolah juga lumayan tinggi sebesar masing – masing 20%. Wanita tidak hanya mengurus rumah tangga, namun juga dapat berinteraksi dengan masyarakat yang lain dengan mendirikan sebuah komunitas untuk sebuah kegiatan, begitu pula dengan wanita di NTB. Kamunitas yang ada bervariasi, seperti posyandu anak, posyandu lansia, PKK, Senam, dan yang lainnya (pengajian).
Perubahan jaman menuntut para wanita untuk dapat ikut membantu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan rata-rata mereka menjadi:
Ø Pegawai negeri Sipil 40%
Ø Ibu Rumah tangga 60%


Walaupun tidak sedikit yang menjadi seorang pegawai negeri sipil yang ikut membantu perekonomian keluarga, tapi sebagian besar wanita di sana lebih banyak yang menjadi inu rumah tangga.

C. NILAI – NILAI DALAM KELUARGA
1. 
Jawa Tengah
Orang yang dianggap keluarga dan arti keluarga bagi masyarakat 
Jawa Tengah yaitu
§ Segalanya 100%
§ Orang yang memiliki hubungan darah 0%
§ Orang-orang yang berperan dalam kehidupan 0%
Jadi, masyarakat 
Jawa Tengah pada umumnya menganggap keluarga itu adalah segalanya yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, adik, nenek, kakek, paman, bibi, semuanya.
Dalam menanggapi perkataan orang tua, berdasarakan hasil survei yang kami lakukan semua responden menjawab selalu menurut dengan perkataan orang tua, namun terkadang juga mengiyakan di depan tetapi menolak hal yang berbeda di belakang dan ada juga yang tidak setuju dan akan menolak perkataan orang tua. Selain itu, orang tua selalu menyemangati anak mereka untuk mencoba mencari pekerjaan. Secara ekonomi anak masih sangat bergantung pada orang tuanya sedangkan untuk pemilihan jodoh dan pendidikan mereka memilih sendiri namun dengan kesepakatan dari orang tua.

2. Nusa Tenggara Barat
Kebiasaan suatu daerah dengan daerah yang lain berbeda-beda, mulai dari kebiasaannya, nilai-nilai dalam dunianya, dan masih banyak lagi. Nilai-nilai dalam keluarga yang ada di daerah Nusa Tenggara Barat ini juga berbeda dengan nilai yang ada di daerah 
Jawa Tengah. Masyarakat Nusa Tenggara Barat ini dalam menganggap keluarga mereka sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan, keluarga adalah segalanya 20%, orang yang memiliki hubungan darah yaitu 20%, dan lainnya menganggap keluarga adalah suatu kelompok yang paling dekat dengan kita.
Orang tua selalu memberi semangat anaknya untuk bekerja karena dengan bekerja dapat membantu meringankan beban oran tua mereka. Selain itu, masyarakat Nusa Tenggara Barat pada umumnya masih sangata bergantung kepada orang tua mereka dari segi ekonominya.
Dalam menentukan pilihan jodoh dan pendidikan, sama seperti msyarakat 
Jawa Tengah yaitu mereka memilih sendiri jenjang pendidikan dan jodoh tetapi nantinya perlu pengarahan dari para orang tua.

D. TATA KRAMA DAN KEBIASAAN SEHARI-HARI
Tata krama adalah tata cara atau aturan yang turun temurun yang berkembang dalam suatu budaya masyarakat yang mengatur pergaulan oantar individu maupun kelompokuntuk saling pengertian, hormat-menghormati menurut adat yang berlaku. Tata krama mengandung nilai-nilai yang berlaku pada daerah setempat. Oleh karena itu tata krama suatu daerah yang satu dengan yang lainnya itu berbeda.
'

1. Jawa Tengah
Di daerah 
Jawa Tengah pada umumnya tidak terlalu banyak terjadi pergeseran adat tata krama dalam komunitas daerah. Sebagian besar menganggap menjaga adat tata krama yang berlaku dengan prosentase 80% menjaga dengan baik dan 20% menjaga tapi sebagian saja. Dalam pemenuhan janji, 40% menganggap janji harus selalu ditepati, 40% ditepati jika ada waktu luang, dan 20% ditepati jika penting saja. Sama seperti daerah-daerah pada umumnya, orang-orang di daerah Wonogiri mempunyai kebiasaan makan 40 % 2 kali sehari dan 60% tidak tentu berapa kali sehari mereka makan.
Mungkin ini yang membedakan masyarakat Jawa Tengah dibandingkan dengan masyarakat daerah lain, yaitu pada saat makan harus ada makanan wajib yang harus tersedia di meja makan yaitu sambal.

2. Nusa Tenggara Barat
Di daerah ini dalam memiliki dua cara dalam menjaga sebuah adat ataupun tata krama yang pertama yaitu menjaga dengan baik 80% dan yang kedua menjaga namun hanya sebagian saja 20%. Adat istiadat dan tata krama di suatu daerah itu berbeda-beda dan dari adat dan tata krama tersebut biasanya ada yang mengalami pergeseran, menurut hasil survei yang kami lakukan 80% tidak terlalu mengalami pergeseran adat dan tata krama dan 20%menjaga tidak mengalami pergeseran.
Kebiasaaan makan suata daerah itu berbeda-beda sesuai dengan porsi dan kebiasaan mereka, untuk makan mereka biasanya dilakukan 2- 3 kali sehari. Sama dengan daerah lain, pada saat maka mereka 60 sambil bercerita dan 40% diam dan makan dengan tenang.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebiasaan dalam menyapa orang yang dikenal masyarakat 
Jawa Tengah dengan masyarakat NTB, sedikit berbeda. Untuk masyarakat Wonogiri lebih dominan kadang menyapa terlebih dahulu, sedangkan masyarakat NTB cenderung menyapa terlebih dahulu dengan orang yang dikenal terlebih dahulu. Selain itu dalam menggunakan bahasa masyarat wonogiri lebih fleksibel, sementara mayarakat NTB penggunaan bahasa disesuaikan dengan orang yang sedang berbicara.
Peran wanita di wilayah Jawa Tengah sangat berperan, karena wanita di wonogiri sepenuhnya mengurus rumah tangga, selain itu wanita juga ikut membantu dalam mencari nafkah atau bekerja. Sementara untuk masyarakat NTB cukup berperan, namun pada dasarnya antara masyarakat wonogiri dan masyarakat NTB peran wanita sama – sama penting dan berperan mengurus rumah tangga.
Nilai – nilai dalam keluarga antara masyarakat Jawa Tengah dan masyarakat NTB sama – sama merupakan hal yang penting. Dalam hal pembiayaan hidup maupun sekolah, kedua wilayah ini sama – sama ditanggung sepenuhnya oleh orang tua.
Dalam tata krama Masyarakat 
Jawa Tengah dan NTB tidak mengalami banyak pergeseran adat dan kebiasaan. Pada saat makan masyarakat Jawa Tengah harus ada makanan yang ada dimeja makan, yaitu sambal. Berbeda dengan masyarakat NTB yang tidak mengharuskan ada sambal. Selain itu masyarakat Wonogiri saat makan cenderung diam, sementara masyarakat NTB saat makan biasanya sambil bercerita.

B. SARAN


Melakukan sebuah penelitian yang mengkaji tentang dua budaya yang berbeda, hendaknya perlu diperhatikan aspek – aspek yang harus ada, antara lain :
1. Menentukan aspek yang akan dikaji
2. Menetukan objek atau daerah yang akan dikaji, sesuai dengan yang diinginkan.
3. Pembuatan angket berdasarkan pada aspek yang akan dikaji. Sementara model angket yang digubakab juga harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh peneliti.
4. Penyebaran angket dilakukan melalui berbagai media seperti jejaring sosial network, langsung kepada sasaran (orang), wawancara langsung maupun tidak langsung,
5. Perbandingan dua wilayah kebudayaan yang berbeda disajikan dalam bentuk prosentase, sehingga perbedaanya dapat terlihat jelas dan memudahkan pembaca mengetahui perbedaannya.
6. Hasil laporan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel serta analisis data.

DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Hartono. 2001. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Sabtu, 02 Februari 2013

Peredaran Darah Manusia


Ada dua macam peredaran dalam tubuh manusia. Peredaran darah dari bilik kanan jantung menuju paru-paru melewati arteri pulmonalisdisebut peredaran darah kecil. Sedangkan peredaran darah dari bilik kiri jantung keseluruh tubuhyang melewati aorta dan kembali keserambi kanan melewati vena kava ini disebut peredaran darah besar. 

Peredaran darah keluar jantung memiliki kekuatan dan kecepatan mengalir tertentu. Kekuatan ini diteruskan oleh pembulu nadi, maka pembulu nadi sifatnya elastis dan ikut berdenyut. Peredaran darah pada manusia yakni untuk mengedarkan sari-sari makanan keseluruh tubuh. 

Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya. Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.

Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing pembuluh darah tersebut.Pada peredaran darah manusia tekanan tertinggi ada pada pembulu arteri sedangkan tekanan terendah ada pada pembulu vena.

Perbedaan peredaran darah kecil dan peredaran darah besar


Peredaran darah kecil

  1. dari bilik kanan dan kembali ke serambi kiri
  2. darah yang mengandung O² ada pada pembulu vena (vena pulmonalis)
  3. pembulu arteri (arteri pulmonalis) membawa darah yang mengandung CO²
  4. lintasan beredar yang pendek
  5. beredak menuju paru-paru dan kembali ke jantung


peredaran darah besar
  1. dari bilik kiri dan kembali ke serambi kanan
  2. darah yang mengandung O² ada pada pembulu aorta
  3. pembulu vena (vena kava) membawa darah yang mengandung CO²
  4. lintasan beredar yang panjang
  5. beredak menuju seluruh tubuh dan kembali ke jantung
Perbedaan pada pembulu darah
Pembulu Darah
Pembuluh darah arteri
  1. Tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik
  2. Merupakan pembuluh yang liat dan elastis
  3. Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik
  4. Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar jantung
  5. Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena
  6. Dindingnya terdiri atas 3 lapis 
  7. Letaknya agak tersembunya dari lapisan kulit
  8. Denyut terasa
  9. Membawa darah bersih yang banyak mengandung kecuali pada arteri pulmonalis
  10. Arah aliran keluar dari jantung
  11. Warna darah lebih merah terang dibandingkan vena


Pembuluh Balik (Vena)
  1. Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali
  2. Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
  3. Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi
  4. Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris) dan menjaga agar darah tak berbalik arah.
  5. Letak dekat dengan permukaan kulit
  6. Denyut tidak terasa
  7. Membawa darah kotor yang mengandung banyak 
  8. Arah aliran menuju jantung
  9. lebih mudah membeku



Jumat, 19 Oktober 2012

Ruang Lingkup dan Tujuan Manajemen Kelas


       Tujuan Manajemen Kelas      
Tujuan manajemen Kelas pada hakekatnya sudah terkandung pada tujuan  pendidikan secara umum. Menurut Sudirman (2000), tujuan manajemen kelas adalah penyediaan pasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Suharsimi Arikunto,(2004), berpendapat bahwa tujuan manajemen   kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya Arikuno menguraikan  rincian  tujuan Manajemen Kelas, sebagaimana berikut ini.
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
3.      Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan siaoal, emosional  dan intelek siswa dalam belajar.
4.      Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,ekonomi,budaya,serta sifat-sifat individunya. Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, (1996).

        Ruang Lingkup Manajemen Kelas
a.       Manajemen kurikulum
Kurikulum adalah suatu cakupan kerja yang digunakan oleh seorang guru sebagai pedoman yang akan dicapai di dalam proses belajar mengajar. Jadi manajemen kurikulum adalah sebuah perencanaan  atau pengarahan untuk menyelesaikan kurukulum tersebut.
b.      Manajemen peserta didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia baik dari jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi, manajemen peserta didik adalah suatu proses kegiatan yang rencanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti PBM dengan efektif dan efesien, UUSPN (2003 ).
c.       Kegiatan akademik
Kegiatan akademik dikategorikan sebagai kegiatan PBM (teaching), diantaranya membuat persiapan sebelum mengajar, melaksanakan pengajaran yang telah dipersiapkan, dan menilai sejauh mana pelajaran yang sudah disajikan itu berhasil dan dikuasai peserta didik
d.      Kegiatan administratif
Kegiatan administratif dikategorikan  sebagai kiegiatan "non teaching" sebagai kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan guru bagi kelancaran mengajarnya seperti kegiatan-kegiatan procedural, dan kegiatan organisasional.
Berdasarkan uraian di atas, selanjutnya ruang lingkup manajemen kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
a.       Fisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik mencakup pengaturan siswa dalam belajar, ruang belajar, dan perabot kelas.
b.      Nonfisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada aspek interaksi siswa dengan siswa lainnya, siswa dengan guru dan lingkungan kelas atau sekolahnya sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Atas dasar ini aspek psikologis, social, dan hubungan interpersonal perlu diperhatikan

Definisi Manajemen Kelas


        Pengertian konsep
Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff (dalam Amin, 1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian tentang suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalamandengan objek atau kejadian tertentu.
Dengan menggunakan definisi pembentukan konsep, Woodruff menyarankan bahwa suatu pernyataan konsepsi dalam suatu bentuk yang berguna untuk merencanakan suatu unit pengajaran ialah suatu deskripsi tentang sifat-sifat suatu proses, struktur atau kualitas yang dinyatakan dalam bentuk yang menunjukkan apa yang harus digambarkan atau dilukiskan sehingga siswa dapat melakukan persepsi terhadap proses, struktur atau kualitas bagi dirinya sendiri. Dalam hal ini, Woodruff (Amin, 1987) telah mengidentifikasi 3 macam konsep yaitu (1) konsep proses: tentang kejadian atau perilaku dan konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan bila terjadi, (2) konsep struktur: tentang objek, hubungan atau struktur dari beberapa macam, dan (3) konsep kualitas: sifat suatu objek atau proses dan tidak mempunyai eksistensi yang berdiri sendiri.
Pemahaman konsep diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan belajar merupakan proses kognitif yang melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses tersebut adalah : (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketetapan pengetahuan. (Dahar, 1991)

        Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata manus yang berarti tangan dan agree berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Usman, 2004).
Sebagaimana yang diuraikan oleh Usman, bahwa manajemen menurut Mary Parker, adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari Mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen,
Sejati menguraikan bahwa, “arti dari manajemen adalah pengelolaan, penyelenggaraan, ketatalaksanaan penggunaaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan/ sasaran yang diinginkan”. Dengan begitu, pengelolaan/ manajemen adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Sementara itu, pengertian manajemen menurut  Terry adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. 
Lain halnya menurut Stoner & Freeman,  manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, manajemen adalah  suatu kegiatan untuk menciptakan dan memertahankan kondisi yang optimal  bagi terjadinya proses belajar  di dalamnya mencakup pengaturan orang (siswa) dan fasilitas, yang dikerjakan  mulai terjadinya kegiatan pembelajaran di dalam kelas sampai berakhirnya pembelajaran di dalam kelas.

             Pengertian Kelas
Pengertian  umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Sementara, kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi siswa.  Nawawi  memandang kelas dari dua sudut,  (a) Kelas dalam arti sempit yaitu, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian ini, mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-masing. (b) Kelas dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Sementara iru, menurut Hamalik ”kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru” . Sedangkan  menurut Ahmad (1995:1) “kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar”. Sulaeman (2009) mengartikan bahwa kelas dalam arti umum menunjukkan kepada pengertian sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula. Kelas dalam arti luas merupakan bagian dari masyarakat kecil yang sebagian adalah suatu masyarakat sekolah yang sebagian suatu kesatuan di organisasi menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan.
Menurut Hamiseno (2009) kelas adalah ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar yang efektif dan menguntungkan serta dapat memotivasi  siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Kelas merupakan taman belajar bagi siswa. Kelas adalah tempat bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembangnya potensi  intelektual dan omosional. Mengingat kelas hendaknya dimanajemen sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan belajar yang nyaman dan menyenangkan. Sedangkan syarat-syarat kelas yang baik (a) rapi,bersih,sehat, tidak lembab, (b) cukup cahaya yang meneranginya, (c) sirkulasi udara cukup, (d) perabot dalam keadaan baik,cukup jumlah dan ditata dengan  rapi, dan (e) jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang

       Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen dari kata “ Management “. Diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelas adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.
Pengertian manajemen kelas dari beberapa pakar antara lain, Weber .W.A. (1988), mendefenisikan manajemen kelas sebagai ompleks of teaching behavior of teacher efficient instruction” yang mengandung pengertian bahwa segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta memotivasi murid agar dapat belajar dengan baik. Eferstson dan Emmer mendeskripsikan manajemen sebagai  “those teacher behavior that  produceshigh levels of student infolfoment classroom activities and minimize student behaviors that interfiris with  dan pencapaianthe teachers or other students work and efficient use of instructional time (1998). Houston at al (1988), menegaskan bahwa “ Without effective mamanagement the learning process student for interfering with instruction“, yang mengandung pengertian bahwa tanpa manajemen yang efektif proses belajar mengajar menjadi kacau sehingga guru akan menegur murid-muridnya yang menggagu proses belajar mengajar.
Johson dan Bany, (1970) menguraikan bahwa manajemen kelas adalah merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasan kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah: sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif. Sementara Adnan Sulaeman (2009) mendefinisikan manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan belajar mencapai tujuan belajar secara efesien atau memungkinkan pesrta didik belajar dengan baik. Ahmad Sulaiman, (1995) mendefinisikan manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif yang menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.
Arikunto, (2006) mendefinisikan  manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar apa yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal,sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.  Muliyasa (2006) mendefinisikan manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.”
Berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu  (Disarikan dari Wiford A. Weber, 1986) manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter), yang terdiri atas perangkat-perangkat, yakni (1) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (pendekatan intimidasi). (2) Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (pendekatan permisif). (3) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/ resep yang telah di sajikan (pendekatan buku masak). (4) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (pendekatan instruksional). (5) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan pengubahan tingkah laku). (6) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif (pendekatan penciptaan iklim sosioemosional). (7) Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan    memertahankan organisasi kelas yang efektif (pendekatan sistem sosial) Arikunto, (2004).
Selaian definisi di atas, definisi manajemen kelas atau pengelolaan kelas yang dipetik dari informasi Pendidikan Nasional bahwa ada lima definisi pengelolaan kelas sebagaimana berikut ini.
1.      Pengelolaan  kelas yang bersifat otoritatif, yakni seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
2.      Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni pandangan ini menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak secara alamiah.
3.      Pengelolaan  kelas  yang berdasarkan  prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru membantu siswa dalam memelajari tingkah laku yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan (reinforcement).
4.      Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan kunci. Peranan  guru ialah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang sehat. Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
5.      Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan guru ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif. Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (Depdikbud, 1982).

Minggu, 14 Oktober 2012

Analisis Desain Kurikulum


Analisis Desain Kurikulum 
1.      TUJUAN

VISI :
Menjadi sekolah unggulan dalam prestasi, bermoral, berkarakter pada budaya bangsa dan berwawasan lingkungan berlandaskan IMTAQ dan IPTEK.

MISI :
v  Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan kompetitif
v  Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal
v  Membudayakan kegiatan 7 S yaitu senyum, salam, sapa, sopan, santun, semangat dan sepenuh hati  pada seluruh warga sekolah
v  Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut sebagai landasan kearifan lokal dalam bergaul dan bertindak
v  Meningkatkan kedisiplinan kerja dan pelayanan prima kepada siswa.
v  Memberikan pelayanan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
v  Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada seluruh siswa.
Mengembangkan mutu kelembagaan dan manajemen SDM serta sarana dan prasarana
TUJUAN SEKOLAH
Secara khusus sesuai dengan visi dan misi sekolah, serta tujuan SD Negeri 03 Jetis mengantarkan siswa didik untuk:
v  Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning)antara lain CTL, PAKEM, serta layanan bimbingan dan konseling.
v  Mengembangkan sikap dan perilaku religius di dalam dan di luar sekolah.
v  Menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.
v  Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, bertoleransi, bekerja sama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, mandiri.
v  Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan PASKIBRAKA dan Pramuka.
v  Memiliki jiwa toleransi antara umat beragama dan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.
v  Memperoleh kejuaraan lomba siswa berprestasi, mata pelajaran, olympiade sains, festival kretifitas baik tingkat gugus, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, Nasional.
v  Melestarikan budaya daerah melalui MULOK bahasa daerah dengan indicator 85% siswa

Berdasarkan tujuan dari visi dan misi sekolah SD Negeri 03 Jetis dapat disimpulkan bahwa sekolah tersebut sudah menerapkan pembelajaran yang mengedepankan kebutuhan pendidikan siswanya. Dengan pembelajaran Student Centered disini guru hanya sebagai motivator dan fasilitator. Sedangkan yang berperan aktif adalah siswa itu sendiri diharapkan dengan diterapkannya metode tersebut, siswa menjadi lebih mandiri dan dapat mengeksplore pengetahuannya dengan mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya pada apa yang dialaminya.

2.      CIRI – CIRI
Dilihat dari ciri-ciri muatan kurikulum yang tercantum dalam kurikulum SD Negeri 3 Jetis, menggunakan dan berdasarkan tujuan, visi, dan misi yang sekolah tersebut berikan kepada siswanya, serta sesuai dengan hasil analisis, dan obeservasi kelompok, SD Negeri 3 Jetis menggunakan desain kurikulum humanistik. Karena dalam sekolah tersebut dilihat proses pembelajaran dengan membiasakan iklim belajar islami, serta pengembangan karakter peserta didik berbasis pada kemampuan intelektual yang harus dimiliki siswa, perilaku sebagai pembiasaan dalam kehidupan siswa. Dapat dilihat dari tujuan, visi, dan misi yang sudah dituliskan dirumusan tujuan diatas.
Di dalam visi bermaksud untuk mengembangkan prestasi, moral, sesuai karakter pada budaya bangsa dan berwawasan berlandaskan IMTAQ dan IPTEK. Sedangkan pada misi itu terdapat perkembangan pembelajaran secara efektif dan kompetitif untuk mendorong siswa mengembangkan potensi dirinya. Membudayakan kegiatan 7 S yaitu senyum, salam, sapa, sopan, santun, semangat dan sepenuh hati  pada seluruh warga sekolah.
TUJUAN SEKOLAH
Secara khusus sesuai dengan visi dan misi sekolah, serta tujuan SD Negeri 03 Jetis mengantarkan siswa didik untuk:
v  Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning)antara lain CTL, PAKEM, serta layanan bimbingan dan konseling.
v  Mengembangkan sikap dan perilaku religius di dalam dan di luar sekolah.
v  Menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.
v  Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, bertoleransi, bekerja sama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, mandiri.
v  Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan PASKIBRAKA dan Pramuka.
v  Memiliki jiwa toleransi antara umat beragama dan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.
Selain itu dilihat dari hubungan personal antara guru dengan siswa, dan cara guru dalam menyampaikan pembelajaran, serta kurikilum yang digunakan SD Negeri 3 Jetis adalah Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan menggunakan desain kurikulum Kompetensi. Kemudian dikaitkan dengan filsafat pendidikan menganut filsafat pendidikan progresivisme sebagai pijakan yang lebih mengarah pada proses pengembangan dan aktualisasi diri peserta didik dan lebih berorientasi pada upaya pengembangan aspek afektif.

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Kurikulum SD Negeri 03 Jetis
Kurikulum di SD Negeri 03 Jetis sudah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berkarakter. Dilihat dari Silabus SD Negeri 03 Jetis, yang mencantumkan karakter peserta didik yang diinginkan.
Karena sesuai dengan perkembangan kurikulum yang diberikan oleh pemerintah, sehingga SD Negeri 03 Jetis tersebut telah melaksanakan pendidikan berkarakter. Sehingga dapat membentuk karakter siswa yang diharapkan.
a.       Mata Pelajaran
-          Agama
-          PKn
-          Bahasa Indonesia
-          Matematika
-          IPA
-          IPS
-          SBK
-          penjas
b.      Muatan Lokal
-          Bahasa Jawa
-          Bahasa Inggris
-          Tehnologi Informatika (TI)
c.       Kegiatan Pengembangan Diri
-          Rebana
-          BTA
-          TIK
-          Paduan Suara

3.      KOMPONEN
Berdasarkan kurikulum yang telah dianalisis dapat dijelaskan komponen kurikulum sebagai berikut :
a.       Tujuan
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan Nasional, bahwa : ” Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”..
Di SD Negeri 03 Jetis mencanangkan tujuan untuk mengembangkan pembelajaran dan perilaku  yang sudah sesuai dengan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan ingin mengembangkan peserta didik kearah kognitif.
b.      Materi
Lebih memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik. Materi pembelajaran diambil dari dunia peserta didik dan oleh peserta didik itu sendiri. Berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, guru berwewenang penuh untuk menentukan materi pembelajaran, sesuai dengan Standar  Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
c.       Strategi
Di SD Negeri 03 Jetis telah memakai pembelajaran berbasisi PAKEM, yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Oleh karena itu, dalam prakteknya seorang guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator di dalam kelas. Dan juga pembelajaran yang di inginkan guru adalah peserta didik dapat seaktif mungkin. Guru sebisa mungkin mengkondisikan kelas dengan baik agar proses pembelajaran yang terjadi dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
d.      Organisasi Kurikulum
Mata Pelajaran
-          Agama
-          PKn
-          Bahasa Indonesia
-          Matematika
-          IPA
-          IPS
-          SBK
-          penjas
Muatan Lokal
-          Bahasa Jawa
-          Bahasa Inggris
-          Tehnologi Informatika (TI)

e.       Evaluasi
Setiap dilakukannya pembelajaran pada setiap mata pelajaran guru memberikan evaluasi lewat penugasan. Tidak lewat penugasan saja tetapi juga lewat proses yang dapat di nilai melalui keaktifan siswa dan sikap. Sehingga data nilai yang dimiliki guru tidak hanya dari penugasan saja, tetapi juga melalui keaktifan dan sikap siswa yang mencakup ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu juga, guru mempunyai catatan untuk setiap peserta didik di dalam kelas.

4.      KELEBIHAN
Kelebihan Kurikulum KTSP berkarakter yang menggunakan desain model pengembangan kurikulum humanistik memiliki kelebihan :
Dapat menjadi subjek yang menjadikan pusat kegiatan pendidikan, dan mempunyai kemampuan, potensi dan kekuatan untuk berkembang. Oleh karena itu, tugas pendidik hanya menciptakan situasi yang permisif dan mendorong peserta didik untuk mencari dan mengembangkan pemecahan sendiri.
Karakteristik kurikulum model humanistik menyediakan pengalaman yang berharga bagi peserta didik dan membantu kelancaran perkembangan pribadi peserta didik. Hal tersebut menyebabkan siswa berkembang dinamis searah dengan pertumbuhannya, mempunyai integritas dan otonomi kepribadian, dan sikap yang sehat terhadap diri sendiri. Jadi, kurikulum model humanistik menjadikan manusia sebagai unsur sentral untuk menciptakan unsur kreativitas, spontanitas, kemandirian, kebebasan, aktivitas, pertumbuhan diri, termasuk keutuhan anak sebagai keseluruhan, minat, dan motivasi intrinsik.

5.      KEKURANGAN
v  Materi tidak dapat sepenuhnya disampaikan secara detail, sehingga tidak tercover dengan baik. Karena berbagai aspek yang dikembangkan dalam kurikulum humanistik, selain aspek kognitif juga aspek afektif yang mempunyai porsi yang sama.
v  Waktu semakin berkurang karena dalam pembelajaran bukan hanya penyampaian materi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai pengembangan sikap, dan karakter serta pembinaan kepada siswa.
v  Tidak mematok target keberhasilan tujuan pendidikan yang telah ditetapkam sebelumnya oleh sekolah tersebut.