Kamis, 18 Desember 2014

Penggolongan Zat Adiktif

Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence).
Bahan-bahan kimia tidak hanya menyangkut bahanbahan kimia yang ada di rumah tangga, seperti pemutih, pembersih, dan zat-zat aditif makanan, tetapi juga zatzat yang dapat menimbulkan pengaruh negatif atau efek samping bagi kesehatan jika pemakaiannya disalahgunakan.
Bahan kimia dimaksud di sini adalah kelompok zat kimia yang tergolong ke dalam zat adiktif dan psikotropika.


Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi dalam 3 golongan, yaitu:
  • Golongan I, narkotika hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi sangat tinggi untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
  • Golongan II, narkotika untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
  • Golongan III, narkotika untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
a. Ganja
Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkoba dari golongan kanabionoid. Ganja terbuat dari daun, bunga, biji, dan ranting muda tanaman mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering. Ganja dipakai dalam bentuk rokok lintingan, campuran tembakau, dan damar ganja. Tanda-tanda penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah, banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk, tetapi susah tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap cahaya. Tanda-tanda gejala putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu makan. Tandatanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tidak teratur, napas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa.

b. Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga dengan sebutan candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil dari getah buah mentah Pavaper sommiverum. Opium mengandung lebih dari dua puluh macam senyawa.
Morfin kali pertama diisolasi dari getah buah pada 1905 oleh Friedrich Seturner. Pada waktu itu, morfin digunakan oleh para tentara untuk menghilangkan rasa sakit karena luka atau menghilangkan rasa nyeri pada penderita kanker. Setelah itu, banyak tentara yang mengalami adiksi (efek ketergantungan). Pemakaian dosis morfin yang berlebihan dapat menyebabkan kematian.
Heroin merupakan senyawa turunan (hasil sintesis) dari morfin yang dikenal dengan sebutan putau. Kodein merupakan senyawa turunan dari morfin, tetapi memiliki kemampuan menghilangkan nyeri lebih lemah, demikian pula efek kecanduannya (adiksinya) lebih lemah.
Kodein biasa dipakai dalam obat batuk dan obat penghilang rasa nyeri. Penggunaannya yang menyalahi aturan dapat menimbulkan rasa sering mengantuk, perasaan gembira berlebihan, banyak berbicara sendiri, kecenderungan untuk melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah, ukuran pupil mata mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir. Jika pemakaian obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap, kepala terasa berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah, badan menggigil, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis atau overdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut: tertawa tidak wajar, kulit lembap, napas pendek tersenggal-senggal, dan dapat mengakibatkan kematian.

c. Kokain
Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari narkotika.
Kokain diperoleh dari hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca). Zat ini dapat dipakai sebagai anaestetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.

d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon digunakan sebagai zat penenang (sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur.
Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat. Jika sudah kecanduan, kemudian diputus pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul gejala gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi dosis tertentu dapat menimbulkan kematian.

e. Nikotin
Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Namun, orang biasanya mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat murninya, melainkan secara tidak langsung ketika mereka merokok. Nikotin yang diisap pada saat merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, bersifat karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko terserang kanker paru-paru, kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emphysema), risiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.

f. Alkohol
Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini sudah dikenal manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran.
Alkohol yang terkandung dalam minuman dapat berasal dari hasil fermentasi bahan minuman itu sendiri (contohnya, alkohol yang terdapat dalam minuman hasil fermentasi sari buah anggur) atau sengaja ditambahkan ke dalam suatu minuman olahan. Semua jenis minuman yang mengandung alkohol (etanol). Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman keras dikelompokkan menjadi golongan:
1) A, berkadar etanol 1–5 %;
2) B, berkadar etanol 5–20 %; dan
3) C, berkadar etanol 20–50 %.
Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan muka kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian dihentikan maka akan timbul gejala gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak bicara sendiri.

Macam-macam Gempa Bumi

Gempabumi yang merupakan fenomena alam yang bersifat merusak dan menimbulkan bencana dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
a.       Gempabumi Vulkanik ( Gunung Api )
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwasanya gempabumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma yang biasa terjadi sebelum gunung  api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akanmenyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
b.    Gempabumi Tektonik
Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempabumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
c.     Gempabumi Runtuhan
Gempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
d.    Gempabumi Buatan
Gempabumi buatan adalah gempabumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Berdasarkan  kekuatannya  atau  magnitudo (M),  gempabumi  dapatdibedakan atas :
1.)  Gempabumi sangat besar dengan magnitudo lebih besar dari 8 SR.
2.)  Gempabumi besar magnitudo antara 7 hingga 8 SR.
3.)  Gempabumi merusak magnitudo antara 5 hingga 6 SR.
4.)  Gempabumi sedang magnitudo antara 4 hingga 5 SR.
5.)  Gempabumi kecil dengan magnitudo antara 3 hingga 4 SR .
6.)  Gempabumi mikro magnitudo antara 1 hingga 3 SR .
7.)  Gempabumi ultra mikro dengan magnitudo lebih kecil dari 1 SR.
Di bawah kerak bumi terdapat lapisan lunak terbentuk dari batuan panas yang lumer.Kerak bumi yang terbentuk dari nikel dan besi dengan bahagian yang padat ditengahnya.Kerak tersebut bisa mencapai ketebalan 70 km di bawah barisan pengunungan terbesar di dunia. Kebanyakan gempabumi berasal
Dari kerak bumi. Kadang-kadang gempabumi juga bisa terjadi pada kedalaman 700 km di bawah permukaan bumi. Atas dasar kedalaman dari posisi gempa, gempa dapat dikategorikan atas 3 kategori:
1.  Gempa dangkal, (Hiposenter terletak pada kedalaman 0 – 65 km)
2.  Gempa sedang, (Hiposenter terletak pada kedalaman 65 – 200 km)
3.  Gempa dalam, (Hiposenter terletak pada kedalaman  > 200 km)
Berdasarkan tipenya Mogi membedakan gempabumi atas:
1.)    Tipe I :  pada tipe ini gempabumi utama diikuti gempa susulan tanpa didahului oleh gempa pendahuluan (fore shock).
2.)    Tipe II : Sebelum terjadi gempabumi utama, diawali dengan adanya gempa pendahuluan dan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang cukup banyak.
3.)    Tipe III : Tidak terdapat gempabumi utama. Magnitudo dan jumlah gempabumi yang terjadi  besar pada periode awal dan berkurang pada periode akhir dan biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa ini disebut tipe swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik seperti gempa gunung Lawu pada tahun 1979.

LAPORAN PENELITIAN Kajian Lintas Budaya Antara Masyarakat Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
              Kebudayaan dan masyarakat adalah ibarat dia sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, keilmuan, sosial, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan yang khusus yang terdapat pada suatu golongan dalam masyarakat yang berbeda dengan kebudayaan golongan masyarakat lain maupun kebudayaan seluruh masyarakat mengenai bagian yang tidak pokok dinamakan kebudayaan khusus misalnya kebudayaan daerah Aceh, Batak, Jawa, Nusa Tenggara, dan lain-lain. Kebudayaan khusus ini timbul antara lain perbedaan lingkungan, suku, bangsa, agama, latar belakang pendidikan, profesi, dan sebagainya.


Dalam sebuah kebudayaan terdapat unsur-unsur pokok yang disebut juga dengan culture universal. Hal ini menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal artinya dapat dijumpai di setiap kebudayaan yang ada di seluruh Indonesia. Culture universal tersebut misalnya mata pencaharian, sistem kemasyarkatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan.


Budaya daerah dapat dilihat dari delapan aspek yaitu aspek Bahasa, Sikap dalam Pendidikan, Peran Wanita, Hubungan Personal, Tata Krama (Kebiasaan) Sehari-hari, Nilai-nilai dalam Dunia Kerja atau Pendidikan, dan Kebebasan Pribadi (Privasi). Dari banyaknya ragam budaya Indonesia itulah, kami melakukan kajian lintas budaya dengan mengkaji Bahasa, Peran Wanita, Tata Krama (Kebiasaan), dan Nilai-Nilai Dalam Keluarga. Sehingga dengan adanya kajian lintas budaya ini kita dapat mengetahui bagaimana perbedaan antar budaya daerah satu dengan budaya di daerah lainnya.


B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana budaya yang ada di daerah Jawa Tengah
2. Bagaimana budaya masyarakat daerah 
Jawa Tengah ditinjau dari Bahasa, Peran Wanita, Tata Krama (Kebiasaan), dan Nilai-Nilai Dalam Keluarga?
3. Bagaimana budaya yang ada di daerah Nusa Tenggara Barat ?
4. Bagaimana budaya masyarakat daerah Nusa Tenggara Barat ditinjau dari Bahasa, Peran Wanita, Tata Krama (Kebiasaan), dan Nilai-Nilai Dalam Keluarga?


C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui budaya yang ada di daerah 
Jawa Tengah
2. Untuk mengetahui budaya masyarakat daerah 
Jawa Tengah ditinjau dari Bahasa, Peran Wanita, Tata Krama (Kebiasaan), dan Nilai-Nilai Dalam Keluarga.
3. Untuk mengetahui budaya yang ada di daerah Nusa Tenggara Barat.
4. Untuk mengetahui budaya masyarakat daerah Nusa Tenggara Barat ditinjau dari Bahasa, Peran Wanita, Tata Krama (Kebiasaan), dan Nilai-Nilai Dalam Keluarga?


D. MANFAAT
1. Dapat menambah wawasan kita tentang kebudayaan yang ada di wilayah Indonesia
2. Dapat menambah rasa cinta terhadap budaya daerah
3. Dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan antar daerah di Indonesia



BAB II
ISI

A. BAHASA
             Bahasa adalah sebagai alat komunikasi, atau sarana untuk menyampaikan informasi. Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan


1. Jawa Tengah
Kebiasaan masyarakat saat berpapasan dengan seseorang yang dikenal yaitu:
Menyapa lebih dahulu : 20%
Kadang menyapa dahulu : 60%
Menunggu untuk disapa : 20%
Pada saat bertemu dengan seseorang yang dikenal biasanya menggunakan kata “hey” dan “hello” untuk teman sebaya atau teman yang dikenal. Sedangkan untuk menyapa orang yang lebih tua ataupun orang yang mempunyai jabatan penting yaitu bisa dengan “Pak”, “Bu”, “Mbak”, “Mas”, dan lain-lain agar dapat terlihat sopan dan santun dalam berbincang-bincang.


Untuk masyarakat Jawa Tengah kebiasaan menyapa pada saat bertemu dengan orang yang dikenal tidak berdasarkan usia ataupun kesenioritasannya namun biasanya kebiasaan menyapa ini bersifat fleksible. Masyarakat Jawa Tengah pada umumnya sering berbasa-basi dalam perkataan mereka apabila bertemu dengan seseorang yang dikenal maupun belum kenal. Hal ini dikarenakan agar nantinya dapat akrab dengan orang tersebut selain itu dengan kita basa-basi saat berbincang-bincang kita dapat terlihat sopan.

Pemberian nama untuk anak-anak jaman sekarang sudah sangat bervariasi sekali, tidak seperti jaman dahulu yang hanya menggunakan dua bahkan satu kata saja dalam memberikan nama untuk anak mereka. Namun jaman sekarang pemberian nama juga mengambil nama-nama asing untuk mepercantik nama. Hasil survei yang kami peroleh di daerah ini yaitu:
§ Sedikit menggunakan bahasa asing : 20%
§ Menggunakan bahasa asing : 80%
§ Tidak menggunakan bahasa asing : -


Di daerah ini tidak ada pergeseran makna bahasa asli jadi masih menggunakan bahasa yang biasanya digunakan oleh orang-orang sebelumnya, terbukti di daerah ini masih sangat melestarikan bahasa daerahnya dengan menggunakan bahasa daerah sehari-hari bahkan menggunakan bahasa krama untuk daerah-daerah tetentu.

2. Nusa Tenggara Barat
Kebiasaan masyarakat NTB saat berpapasan dengan seseorang yang dikenal yaitu semuanya menyapa terlebih dahulu, karena kebanyakan dari mereka memang kenal dengan orang disapa, jadi saat bertemu mereka akan langsung menyapa terlebih dahulu tanpa, menunggu orang lain yang menyapa. Ada juga yang menyapa terlebih dahulu, karena sudah menjadi kebiasaan basa – basi saat bertemu dengan orang yang dikenal.
Pada saat bertemu dengan orang yang dikenal biasanya mereka memanggil nama, tersenyum dan juga menanyakan kabar dengan bahasa daerah disana, seperti:
a. Mbe laiq tie meton? (mau kemana kawan?)
b. mbe epe aning? (sama tapi lebih sopan)
c. Mbe de lumbar mamiq? (sama tapi paling halus)


Sementara untuk menyapa yang lebih tua biasanya hanya tersenyum dan mengucapkan salam. Selain itu basa basi juga diperlukan apabila bertemu dengan orang lain atau orang yang dikenal, karena mereka menganggap itu untuk mempererat tali silaturahmi dan agar lebih sopan.
Sementara kebiasaan masyarakat NTB dalam menyapa:
• 40% menyapa, tidak bergantung pada usia dan kesenioritasannya, jadi siapapun yang dikenal akan disapa.
• 40% menyapa beragantung pada usia dan kesenioritasannya, jadi pada saat menyapa lebih terlihat sopan dan agar terlihat hormat dengan yang lebih tua.
• 20% menyapa belum tentu bergantung pada usia, dan kesenioritasannya.

Pemberian nama pada anak untuk masyarakat NTB sudah sangat bervariasi, karena masyarakat disana dalam membeeikan nama pada anak tidak hanya menggunakan bahasa daerah, melainkan sudah tercampur dengan bahasa Indonesia, dan bahasa asing.
• Pemberian nama dengan sedikit menggunakan bahasa asing 60 %
• Pemberian nama dengan menggunakan bahasa asing 20 %
• Tidak menggunakan bahasa asing 20 %
Jadi pemberian nama anak pada masyarakat tersebut masih banyak yang menggunakan bahasa daerah disana. Sehingga tidak akan melunturkan kebudayaan mereka.
Pemakaian gaya dan bentuk bahasa dalam berinteraksi dengan orang yang berbeda-beda juga berbeda. Apabila dengan teman dekat menggunakan bahasa daerah dan bahasa gaul mereka, dengan orang tua menggunakan bahasa daerah yang sopan atau bahsa Indonesia. Sedangkan untuk orang yang memiliki jabatan penting, menggunakan bahsa daerah NTB dan juga bahasa Indonesia. Walaupun masih banyak yang menggunakan bahsa daerah, namun tetap ada pergeseran makna terhadap istilah – istilah bahasa.
B. PERAN WANITA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Peran seorang ibu dalam rumah tangga sangat penting. Bukan sekedar seperti perkataan orang jaman dahulu yaitu macak, masak, manak yang artinya seorang wanita jaman dahulu itu hanya dianggap seorang yang hanya bisa berdandan, memasak di dapur, dan melahirkan. Namun persepsi sepertiitu saudah tidak ada pada jaman sekarang. Karena wanita itu adalah seorang yang bisa mengerti semua kebutuhan keluarga mulai dari memanajemen waktu anak, mengatur keuangan, mengontrol dan menjaga kesehatan, psikologi anak, dan lain-lain.


1. Jawa Tengah
Di daerah 
Jawa Tengah persepsi orang-orang jaman dahulu tentang wanita yang hanya bisa macak, masak, dan manak sudah sangat ditinggalkan karena menurut hasil survei yang kami peroleh dari 100% responden mengatakan bahwa 60% wanita sangat berperan dan 40% cukup berperan. Peranan wanita dalam keluarga sangat bermacam-macam yaitu dapat berperan sebagai pengurus rumah tangga, dapat mengerti dan memahami anggota keluarga, serta ada juga yang berperan sebagai pencari nafkah. Selain sebagai pengurus rumah tangga dan pencari nafkah, wanita juga mempunyai suatu komunitas dengan kegiatan-kegiatan yang biasanya terdapat di daerahnya misalnya mengikuti PKK, posyandu anak, posyandu lansia, arisan, dan pengajian. Hal ini dilakukan karena dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut wanita dapat bersosialisasi dengan warga masyarakat dan nantinya wanita tersebut tidak akan ketinggalan jaman.

Perubahan jaman menuntut para wanita untuk dapat ikut membantu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan rata-rata mereka menjadi:
Pegawai Negeri Sipil 20%
Swasta 20%


Ibu Rumah Tangga 60%
Berdasarkan hasil survei yang kami peroleh, wanita di daerah 
Jawa Tengah sebagian besar tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan adapula yang lulusan sarjana.

2. Nusa Tenggara Barat
Seorang wanita di wilayah NTB mempunyai peran yang cukup tinggi, berdasarkan hasil survey wanita di NTB 60% wanita cukup berperan di rumah. Peranan wanita dalam keluarga sangat bermacam-macam yaitu dapat berperan sebagai pengurus rumah tangga, dapat mengerti dan memahami anggota keluarga, serta ada juga yang berperan sebagai pencari nafkah. Selain sebagai pengurus rumah tangga dan pencari nafkah. Namun peran terbesar mereka adalah mengurus rumah tangga, kemudian yang selanjutnya mengerti dan memahami anggota keluarga.
Untuk pendidikan terakhir wanita (ibu) disana jangan dianggap remeh, karena sebagian besar pendidikan terakhir mereka sebagian besar lulus SMA yaitu sebesar 60 %, sarjan dan tidak bersekolah juga lumayan tinggi sebesar masing – masing 20%. Wanita tidak hanya mengurus rumah tangga, namun juga dapat berinteraksi dengan masyarakat yang lain dengan mendirikan sebuah komunitas untuk sebuah kegiatan, begitu pula dengan wanita di NTB. Kamunitas yang ada bervariasi, seperti posyandu anak, posyandu lansia, PKK, Senam, dan yang lainnya (pengajian).
Perubahan jaman menuntut para wanita untuk dapat ikut membantu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan rata-rata mereka menjadi:
Ø Pegawai negeri Sipil 40%
Ø Ibu Rumah tangga 60%


Walaupun tidak sedikit yang menjadi seorang pegawai negeri sipil yang ikut membantu perekonomian keluarga, tapi sebagian besar wanita di sana lebih banyak yang menjadi inu rumah tangga.

C. NILAI – NILAI DALAM KELUARGA
1. 
Jawa Tengah
Orang yang dianggap keluarga dan arti keluarga bagi masyarakat 
Jawa Tengah yaitu
§ Segalanya 100%
§ Orang yang memiliki hubungan darah 0%
§ Orang-orang yang berperan dalam kehidupan 0%
Jadi, masyarakat 
Jawa Tengah pada umumnya menganggap keluarga itu adalah segalanya yang terdiri dari ayah, ibu, kakak, adik, nenek, kakek, paman, bibi, semuanya.
Dalam menanggapi perkataan orang tua, berdasarakan hasil survei yang kami lakukan semua responden menjawab selalu menurut dengan perkataan orang tua, namun terkadang juga mengiyakan di depan tetapi menolak hal yang berbeda di belakang dan ada juga yang tidak setuju dan akan menolak perkataan orang tua. Selain itu, orang tua selalu menyemangati anak mereka untuk mencoba mencari pekerjaan. Secara ekonomi anak masih sangat bergantung pada orang tuanya sedangkan untuk pemilihan jodoh dan pendidikan mereka memilih sendiri namun dengan kesepakatan dari orang tua.

2. Nusa Tenggara Barat
Kebiasaan suatu daerah dengan daerah yang lain berbeda-beda, mulai dari kebiasaannya, nilai-nilai dalam dunianya, dan masih banyak lagi. Nilai-nilai dalam keluarga yang ada di daerah Nusa Tenggara Barat ini juga berbeda dengan nilai yang ada di daerah 
Jawa Tengah. Masyarakat Nusa Tenggara Barat ini dalam menganggap keluarga mereka sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan, keluarga adalah segalanya 20%, orang yang memiliki hubungan darah yaitu 20%, dan lainnya menganggap keluarga adalah suatu kelompok yang paling dekat dengan kita.
Orang tua selalu memberi semangat anaknya untuk bekerja karena dengan bekerja dapat membantu meringankan beban oran tua mereka. Selain itu, masyarakat Nusa Tenggara Barat pada umumnya masih sangata bergantung kepada orang tua mereka dari segi ekonominya.
Dalam menentukan pilihan jodoh dan pendidikan, sama seperti msyarakat 
Jawa Tengah yaitu mereka memilih sendiri jenjang pendidikan dan jodoh tetapi nantinya perlu pengarahan dari para orang tua.

D. TATA KRAMA DAN KEBIASAAN SEHARI-HARI
Tata krama adalah tata cara atau aturan yang turun temurun yang berkembang dalam suatu budaya masyarakat yang mengatur pergaulan oantar individu maupun kelompokuntuk saling pengertian, hormat-menghormati menurut adat yang berlaku. Tata krama mengandung nilai-nilai yang berlaku pada daerah setempat. Oleh karena itu tata krama suatu daerah yang satu dengan yang lainnya itu berbeda.
'

1. Jawa Tengah
Di daerah 
Jawa Tengah pada umumnya tidak terlalu banyak terjadi pergeseran adat tata krama dalam komunitas daerah. Sebagian besar menganggap menjaga adat tata krama yang berlaku dengan prosentase 80% menjaga dengan baik dan 20% menjaga tapi sebagian saja. Dalam pemenuhan janji, 40% menganggap janji harus selalu ditepati, 40% ditepati jika ada waktu luang, dan 20% ditepati jika penting saja. Sama seperti daerah-daerah pada umumnya, orang-orang di daerah Wonogiri mempunyai kebiasaan makan 40 % 2 kali sehari dan 60% tidak tentu berapa kali sehari mereka makan.
Mungkin ini yang membedakan masyarakat Jawa Tengah dibandingkan dengan masyarakat daerah lain, yaitu pada saat makan harus ada makanan wajib yang harus tersedia di meja makan yaitu sambal.

2. Nusa Tenggara Barat
Di daerah ini dalam memiliki dua cara dalam menjaga sebuah adat ataupun tata krama yang pertama yaitu menjaga dengan baik 80% dan yang kedua menjaga namun hanya sebagian saja 20%. Adat istiadat dan tata krama di suatu daerah itu berbeda-beda dan dari adat dan tata krama tersebut biasanya ada yang mengalami pergeseran, menurut hasil survei yang kami lakukan 80% tidak terlalu mengalami pergeseran adat dan tata krama dan 20%menjaga tidak mengalami pergeseran.
Kebiasaaan makan suata daerah itu berbeda-beda sesuai dengan porsi dan kebiasaan mereka, untuk makan mereka biasanya dilakukan 2- 3 kali sehari. Sama dengan daerah lain, pada saat maka mereka 60 sambil bercerita dan 40% diam dan makan dengan tenang.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebiasaan dalam menyapa orang yang dikenal masyarakat 
Jawa Tengah dengan masyarakat NTB, sedikit berbeda. Untuk masyarakat Wonogiri lebih dominan kadang menyapa terlebih dahulu, sedangkan masyarakat NTB cenderung menyapa terlebih dahulu dengan orang yang dikenal terlebih dahulu. Selain itu dalam menggunakan bahasa masyarat wonogiri lebih fleksibel, sementara mayarakat NTB penggunaan bahasa disesuaikan dengan orang yang sedang berbicara.
Peran wanita di wilayah Jawa Tengah sangat berperan, karena wanita di wonogiri sepenuhnya mengurus rumah tangga, selain itu wanita juga ikut membantu dalam mencari nafkah atau bekerja. Sementara untuk masyarakat NTB cukup berperan, namun pada dasarnya antara masyarakat wonogiri dan masyarakat NTB peran wanita sama – sama penting dan berperan mengurus rumah tangga.
Nilai – nilai dalam keluarga antara masyarakat Jawa Tengah dan masyarakat NTB sama – sama merupakan hal yang penting. Dalam hal pembiayaan hidup maupun sekolah, kedua wilayah ini sama – sama ditanggung sepenuhnya oleh orang tua.
Dalam tata krama Masyarakat 
Jawa Tengah dan NTB tidak mengalami banyak pergeseran adat dan kebiasaan. Pada saat makan masyarakat Jawa Tengah harus ada makanan yang ada dimeja makan, yaitu sambal. Berbeda dengan masyarakat NTB yang tidak mengharuskan ada sambal. Selain itu masyarakat Wonogiri saat makan cenderung diam, sementara masyarakat NTB saat makan biasanya sambil bercerita.

B. SARAN


Melakukan sebuah penelitian yang mengkaji tentang dua budaya yang berbeda, hendaknya perlu diperhatikan aspek – aspek yang harus ada, antara lain :
1. Menentukan aspek yang akan dikaji
2. Menetukan objek atau daerah yang akan dikaji, sesuai dengan yang diinginkan.
3. Pembuatan angket berdasarkan pada aspek yang akan dikaji. Sementara model angket yang digubakab juga harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh peneliti.
4. Penyebaran angket dilakukan melalui berbagai media seperti jejaring sosial network, langsung kepada sasaran (orang), wawancara langsung maupun tidak langsung,
5. Perbandingan dua wilayah kebudayaan yang berbeda disajikan dalam bentuk prosentase, sehingga perbedaanya dapat terlihat jelas dan memudahkan pembaca mengetahui perbedaannya.
6. Hasil laporan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel serta analisis data.

DAFTAR PUSTAKA
Drs. H. Hartono. 2001. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Bumi Aksara