Jumat, 19 Oktober 2012

Ruang Lingkup dan Tujuan Manajemen Kelas


       Tujuan Manajemen Kelas      
Tujuan manajemen Kelas pada hakekatnya sudah terkandung pada tujuan  pendidikan secara umum. Menurut Sudirman (2000), tujuan manajemen kelas adalah penyediaan pasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Suharsimi Arikunto,(2004), berpendapat bahwa tujuan manajemen   kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya Arikuno menguraikan  rincian  tujuan Manajemen Kelas, sebagaimana berikut ini.
1.      Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
3.      Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan siaoal, emosional  dan intelek siswa dalam belajar.
4.      Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,ekonomi,budaya,serta sifat-sifat individunya. Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, (1996).

        Ruang Lingkup Manajemen Kelas
a.       Manajemen kurikulum
Kurikulum adalah suatu cakupan kerja yang digunakan oleh seorang guru sebagai pedoman yang akan dicapai di dalam proses belajar mengajar. Jadi manajemen kurikulum adalah sebuah perencanaan  atau pengarahan untuk menyelesaikan kurukulum tersebut.
b.      Manajemen peserta didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia baik dari jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi, manajemen peserta didik adalah suatu proses kegiatan yang rencanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti PBM dengan efektif dan efesien, UUSPN (2003 ).
c.       Kegiatan akademik
Kegiatan akademik dikategorikan sebagai kegiatan PBM (teaching), diantaranya membuat persiapan sebelum mengajar, melaksanakan pengajaran yang telah dipersiapkan, dan menilai sejauh mana pelajaran yang sudah disajikan itu berhasil dan dikuasai peserta didik
d.      Kegiatan administratif
Kegiatan administratif dikategorikan  sebagai kiegiatan "non teaching" sebagai kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan guru bagi kelancaran mengajarnya seperti kegiatan-kegiatan procedural, dan kegiatan organisasional.
Berdasarkan uraian di atas, selanjutnya ruang lingkup manajemen kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
a.       Fisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik mencakup pengaturan siswa dalam belajar, ruang belajar, dan perabot kelas.
b.      Nonfisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada aspek interaksi siswa dengan siswa lainnya, siswa dengan guru dan lingkungan kelas atau sekolahnya sebelum, selama, dan setelah pembelajaran. Atas dasar ini aspek psikologis, social, dan hubungan interpersonal perlu diperhatikan

Definisi Manajemen Kelas


        Pengertian konsep
Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff (dalam Amin, 1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian tentang suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). Pada tingkat konkrit, konsep merupakan suatu gambaran mental dari beberapa objek atau kejadian yang sesungguhnya. Pada tingkat abstrak dan komplek, konsep merupakan sintesis sejumlah kesimpulan yang telah ditarik dari pengalamandengan objek atau kejadian tertentu.
Dengan menggunakan definisi pembentukan konsep, Woodruff menyarankan bahwa suatu pernyataan konsepsi dalam suatu bentuk yang berguna untuk merencanakan suatu unit pengajaran ialah suatu deskripsi tentang sifat-sifat suatu proses, struktur atau kualitas yang dinyatakan dalam bentuk yang menunjukkan apa yang harus digambarkan atau dilukiskan sehingga siswa dapat melakukan persepsi terhadap proses, struktur atau kualitas bagi dirinya sendiri. Dalam hal ini, Woodruff (Amin, 1987) telah mengidentifikasi 3 macam konsep yaitu (1) konsep proses: tentang kejadian atau perilaku dan konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan bila terjadi, (2) konsep struktur: tentang objek, hubungan atau struktur dari beberapa macam, dan (3) konsep kualitas: sifat suatu objek atau proses dan tidak mempunyai eksistensi yang berdiri sendiri.
Pemahaman konsep diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan belajar merupakan proses kognitif yang melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses tersebut adalah : (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketetapan pengetahuan. (Dahar, 1991)

        Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata manus yang berarti tangan dan agree berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan (Usman, 2004).
Sebagaimana yang diuraikan oleh Usman, bahwa manajemen menurut Mary Parker, adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari Mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan itu oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen,
Sejati menguraikan bahwa, “arti dari manajemen adalah pengelolaan, penyelenggaraan, ketatalaksanaan penggunaaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan/ sasaran yang diinginkan”. Dengan begitu, pengelolaan/ manajemen adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Sementara itu, pengertian manajemen menurut  Terry adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. 
Lain halnya menurut Stoner & Freeman,  manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, manajemen adalah  suatu kegiatan untuk menciptakan dan memertahankan kondisi yang optimal  bagi terjadinya proses belajar  di dalamnya mencakup pengaturan orang (siswa) dan fasilitas, yang dikerjakan  mulai terjadinya kegiatan pembelajaran di dalam kelas sampai berakhirnya pembelajaran di dalam kelas.

             Pengertian Kelas
Pengertian  umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Sementara, kelas menurut pengertian umum dapat dibedakan atas dua pandangan, yaitu pandangan dari segi fisik dan pandangan dari segi siswa.  Nawawi  memandang kelas dari dua sudut,  (a) Kelas dalam arti sempit yaitu, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian ini, mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokan siswa menurut tingkat perkembangannya, antara lain berdasarkan pada batas umur kronologis masing-masing. (b) Kelas dalam arti luas yaitu suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisir menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Sementara iru, menurut Hamalik ”kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru” . Sedangkan  menurut Ahmad (1995:1) “kelas ialah ruangan belajar dan atau rombongan belajar”. Sulaeman (2009) mengartikan bahwa kelas dalam arti umum menunjukkan kepada pengertian sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan dari guru yang sama pula. Kelas dalam arti luas merupakan bagian dari masyarakat kecil yang sebagian adalah suatu masyarakat sekolah yang sebagian suatu kesatuan di organisasi menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan.
Menurut Hamiseno (2009) kelas adalah ruangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar yang efektif dan menguntungkan serta dapat memotivasi  siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Kelas merupakan taman belajar bagi siswa. Kelas adalah tempat bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembangnya potensi  intelektual dan omosional. Mengingat kelas hendaknya dimanajemen sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan belajar yang nyaman dan menyenangkan. Sedangkan syarat-syarat kelas yang baik (a) rapi,bersih,sehat, tidak lembab, (b) cukup cahaya yang meneranginya, (c) sirkulasi udara cukup, (d) perabot dalam keadaan baik,cukup jumlah dan ditata dengan  rapi, dan (e) jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang

       Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen dari kata “ Management “. Diterjemahkan pula menjadi pengelolaan, berarti proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Maksud manajemen kelas adalah mengacu kepada penciptaan suasana atau kondisi kelas yang memungkinkan siswa dalam kelas tersebut dapat belajar dengan efektif.
Pengertian manajemen kelas dari beberapa pakar antara lain, Weber .W.A. (1988), mendefenisikan manajemen kelas sebagai ompleks of teaching behavior of teacher efficient instruction” yang mengandung pengertian bahwa segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta memotivasi murid agar dapat belajar dengan baik. Eferstson dan Emmer mendeskripsikan manajemen sebagai  “those teacher behavior that  produceshigh levels of student infolfoment classroom activities and minimize student behaviors that interfiris with  dan pencapaianthe teachers or other students work and efficient use of instructional time (1998). Houston at al (1988), menegaskan bahwa “ Without effective mamanagement the learning process student for interfering with instruction“, yang mengandung pengertian bahwa tanpa manajemen yang efektif proses belajar mengajar menjadi kacau sehingga guru akan menegur murid-muridnya yang menggagu proses belajar mengajar.
Johson dan Bany, (1970) menguraikan bahwa manajemen kelas adalah merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasan kelas terhadap aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas adalah: sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan seleksi dan kreatif. Sementara Adnan Sulaeman (2009) mendefinisikan manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan belajar mencapai tujuan belajar secara efesien atau memungkinkan pesrta didik belajar dengan baik. Ahmad Sulaiman, (1995) mendefinisikan manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif yang menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan.
Arikunto, (2006) mendefinisikan  manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar apa yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal,sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.  Muliyasa (2006) mendefinisikan manajemen kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran kondusif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.”
Berdasarkan pandangan pendekatan operasional tertentu  (Disarikan dari Wiford A. Weber, 1986) manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas melalui penggunaan disiplin (pendekatan otoriter), yang terdiri atas perangkat-perangkat, yakni (1) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas melalui intimidasi (pendekatan intimidasi). (2) Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa (pendekatan permisif). (3) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas dengan cara mengikuti petunjuk/ resep yang telah di sajikan (pendekatan buku masak). (4) Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan suasana kelas yang efektif melalui perencanaan pembelajaran yang bermutu dan dilaksanakan dengan baik (pendekatan instruksional). (5) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku peserta didik yang diinginkan dengan mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan (pendekatan pengubahan tingkah laku). (6) Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio emosional kelas yang positif (pendekatan penciptaan iklim sosioemosional). (7) Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan    memertahankan organisasi kelas yang efektif (pendekatan sistem sosial) Arikunto, (2004).
Selaian definisi di atas, definisi manajemen kelas atau pengelolaan kelas yang dipetik dari informasi Pendidikan Nasional bahwa ada lima definisi pengelolaan kelas sebagaimana berikut ini.
1.      Pengelolaan  kelas yang bersifat otoritatif, yakni seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan memertahankan ketertiban suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
2.      Pengelolan kelas yang bersifat permisif, yakni pandangan ini menekankan bahwa tugas guru ialah memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau menghalangi perkembangan anak secara alamiah.
3.      Pengelolaan  kelas  yang berdasarkan  prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Secara singkat, guru membantu siswa dalam memelajari tingkah laku yang tepat melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan (reinforcement).
4.      Pengelolaan kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang peranan kunci. Peranan  guru ialah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang sehat. Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif.
5.      Pengelolaan kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group process) sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian, kehidupan kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan guru ialah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif. Dengan demikian, pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif (Depdikbud, 1982).

Minggu, 14 Oktober 2012

Analisis Desain Kurikulum


Analisis Desain Kurikulum 
1.      TUJUAN

VISI :
Menjadi sekolah unggulan dalam prestasi, bermoral, berkarakter pada budaya bangsa dan berwawasan lingkungan berlandaskan IMTAQ dan IPTEK.

MISI :
v  Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan kompetitif
v  Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal
v  Membudayakan kegiatan 7 S yaitu senyum, salam, sapa, sopan, santun, semangat dan sepenuh hati  pada seluruh warga sekolah
v  Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut sebagai landasan kearifan lokal dalam bergaul dan bertindak
v  Meningkatkan kedisiplinan kerja dan pelayanan prima kepada siswa.
v  Memberikan pelayanan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
v  Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada seluruh siswa.
Mengembangkan mutu kelembagaan dan manajemen SDM serta sarana dan prasarana
TUJUAN SEKOLAH
Secara khusus sesuai dengan visi dan misi sekolah, serta tujuan SD Negeri 03 Jetis mengantarkan siswa didik untuk:
v  Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning)antara lain CTL, PAKEM, serta layanan bimbingan dan konseling.
v  Mengembangkan sikap dan perilaku religius di dalam dan di luar sekolah.
v  Menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.
v  Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, bertoleransi, bekerja sama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, mandiri.
v  Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan PASKIBRAKA dan Pramuka.
v  Memiliki jiwa toleransi antara umat beragama dan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.
v  Memperoleh kejuaraan lomba siswa berprestasi, mata pelajaran, olympiade sains, festival kretifitas baik tingkat gugus, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, Nasional.
v  Melestarikan budaya daerah melalui MULOK bahasa daerah dengan indicator 85% siswa

Berdasarkan tujuan dari visi dan misi sekolah SD Negeri 03 Jetis dapat disimpulkan bahwa sekolah tersebut sudah menerapkan pembelajaran yang mengedepankan kebutuhan pendidikan siswanya. Dengan pembelajaran Student Centered disini guru hanya sebagai motivator dan fasilitator. Sedangkan yang berperan aktif adalah siswa itu sendiri diharapkan dengan diterapkannya metode tersebut, siswa menjadi lebih mandiri dan dapat mengeksplore pengetahuannya dengan mengaitkan pengetahuan yang telah dimilikinya pada apa yang dialaminya.

2.      CIRI – CIRI
Dilihat dari ciri-ciri muatan kurikulum yang tercantum dalam kurikulum SD Negeri 3 Jetis, menggunakan dan berdasarkan tujuan, visi, dan misi yang sekolah tersebut berikan kepada siswanya, serta sesuai dengan hasil analisis, dan obeservasi kelompok, SD Negeri 3 Jetis menggunakan desain kurikulum humanistik. Karena dalam sekolah tersebut dilihat proses pembelajaran dengan membiasakan iklim belajar islami, serta pengembangan karakter peserta didik berbasis pada kemampuan intelektual yang harus dimiliki siswa, perilaku sebagai pembiasaan dalam kehidupan siswa. Dapat dilihat dari tujuan, visi, dan misi yang sudah dituliskan dirumusan tujuan diatas.
Di dalam visi bermaksud untuk mengembangkan prestasi, moral, sesuai karakter pada budaya bangsa dan berwawasan berlandaskan IMTAQ dan IPTEK. Sedangkan pada misi itu terdapat perkembangan pembelajaran secara efektif dan kompetitif untuk mendorong siswa mengembangkan potensi dirinya. Membudayakan kegiatan 7 S yaitu senyum, salam, sapa, sopan, santun, semangat dan sepenuh hati  pada seluruh warga sekolah.
TUJUAN SEKOLAH
Secara khusus sesuai dengan visi dan misi sekolah, serta tujuan SD Negeri 03 Jetis mengantarkan siswa didik untuk:
v  Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning)antara lain CTL, PAKEM, serta layanan bimbingan dan konseling.
v  Mengembangkan sikap dan perilaku religius di dalam dan di luar sekolah.
v  Menjadikan 85% siswa memiliki kesadaran terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya.
v  Mengembangkan budaya gemar membaca, rasa ingin tahu, bertoleransi, bekerja sama, saling menghargai, disiplin, jujur, kerja keras, kreatif, mandiri.
v  Memiliki jiwa cinta tanah air yang diinternalisasikan lewat kegiatan PASKIBRAKA dan Pramuka.
v  Memiliki jiwa toleransi antara umat beragama dan melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.
Selain itu dilihat dari hubungan personal antara guru dengan siswa, dan cara guru dalam menyampaikan pembelajaran, serta kurikilum yang digunakan SD Negeri 3 Jetis adalah Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan menggunakan desain kurikulum Kompetensi. Kemudian dikaitkan dengan filsafat pendidikan menganut filsafat pendidikan progresivisme sebagai pijakan yang lebih mengarah pada proses pengembangan dan aktualisasi diri peserta didik dan lebih berorientasi pada upaya pengembangan aspek afektif.

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Kurikulum SD Negeri 03 Jetis
Kurikulum di SD Negeri 03 Jetis sudah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berkarakter. Dilihat dari Silabus SD Negeri 03 Jetis, yang mencantumkan karakter peserta didik yang diinginkan.
Karena sesuai dengan perkembangan kurikulum yang diberikan oleh pemerintah, sehingga SD Negeri 03 Jetis tersebut telah melaksanakan pendidikan berkarakter. Sehingga dapat membentuk karakter siswa yang diharapkan.
a.       Mata Pelajaran
-          Agama
-          PKn
-          Bahasa Indonesia
-          Matematika
-          IPA
-          IPS
-          SBK
-          penjas
b.      Muatan Lokal
-          Bahasa Jawa
-          Bahasa Inggris
-          Tehnologi Informatika (TI)
c.       Kegiatan Pengembangan Diri
-          Rebana
-          BTA
-          TIK
-          Paduan Suara

3.      KOMPONEN
Berdasarkan kurikulum yang telah dianalisis dapat dijelaskan komponen kurikulum sebagai berikut :
a.       Tujuan
Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistrm Pendidikan Nasional, bahwa : ” Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”..
Di SD Negeri 03 Jetis mencanangkan tujuan untuk mengembangkan pembelajaran dan perilaku  yang sudah sesuai dengan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan ingin mengembangkan peserta didik kearah kognitif.
b.      Materi
Lebih memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik. Materi pembelajaran diambil dari dunia peserta didik dan oleh peserta didik itu sendiri. Berkenaan dengan penentuan materi pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, guru berwewenang penuh untuk menentukan materi pembelajaran, sesuai dengan Standar  Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
c.       Strategi
Di SD Negeri 03 Jetis telah memakai pembelajaran berbasisi PAKEM, yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Oleh karena itu, dalam prakteknya seorang guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan, dengan efektivitas yang tinggi. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator di dalam kelas. Dan juga pembelajaran yang di inginkan guru adalah peserta didik dapat seaktif mungkin. Guru sebisa mungkin mengkondisikan kelas dengan baik agar proses pembelajaran yang terjadi dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
d.      Organisasi Kurikulum
Mata Pelajaran
-          Agama
-          PKn
-          Bahasa Indonesia
-          Matematika
-          IPA
-          IPS
-          SBK
-          penjas
Muatan Lokal
-          Bahasa Jawa
-          Bahasa Inggris
-          Tehnologi Informatika (TI)

e.       Evaluasi
Setiap dilakukannya pembelajaran pada setiap mata pelajaran guru memberikan evaluasi lewat penugasan. Tidak lewat penugasan saja tetapi juga lewat proses yang dapat di nilai melalui keaktifan siswa dan sikap. Sehingga data nilai yang dimiliki guru tidak hanya dari penugasan saja, tetapi juga melalui keaktifan dan sikap siswa yang mencakup ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu juga, guru mempunyai catatan untuk setiap peserta didik di dalam kelas.

4.      KELEBIHAN
Kelebihan Kurikulum KTSP berkarakter yang menggunakan desain model pengembangan kurikulum humanistik memiliki kelebihan :
Dapat menjadi subjek yang menjadikan pusat kegiatan pendidikan, dan mempunyai kemampuan, potensi dan kekuatan untuk berkembang. Oleh karena itu, tugas pendidik hanya menciptakan situasi yang permisif dan mendorong peserta didik untuk mencari dan mengembangkan pemecahan sendiri.
Karakteristik kurikulum model humanistik menyediakan pengalaman yang berharga bagi peserta didik dan membantu kelancaran perkembangan pribadi peserta didik. Hal tersebut menyebabkan siswa berkembang dinamis searah dengan pertumbuhannya, mempunyai integritas dan otonomi kepribadian, dan sikap yang sehat terhadap diri sendiri. Jadi, kurikulum model humanistik menjadikan manusia sebagai unsur sentral untuk menciptakan unsur kreativitas, spontanitas, kemandirian, kebebasan, aktivitas, pertumbuhan diri, termasuk keutuhan anak sebagai keseluruhan, minat, dan motivasi intrinsik.

5.      KEKURANGAN
v  Materi tidak dapat sepenuhnya disampaikan secara detail, sehingga tidak tercover dengan baik. Karena berbagai aspek yang dikembangkan dalam kurikulum humanistik, selain aspek kognitif juga aspek afektif yang mempunyai porsi yang sama.
v  Waktu semakin berkurang karena dalam pembelajaran bukan hanya penyampaian materi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai pengembangan sikap, dan karakter serta pembinaan kepada siswa.
v  Tidak mematok target keberhasilan tujuan pendidikan yang telah ditetapkam sebelumnya oleh sekolah tersebut.