Pengelolaan kelas dalam bahasa Inggris diistilahkan
sebagai Classroom Management, itu berarti istilah pengelolaan identik dengan
manajemen.Pengertian pengelolaan atau manajemen pada umumnya yaitu
kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,
pengawasan, dan penilaian.
Pengelolaan
kelas didefinisikan sebagai serangkaian tindakan yang dilakukan guru dalam upaya
menciptakan kondisi kelas agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai
dengan tujuannya. Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan guru dalam menciptakan
kondisi kelas adalah melakukan komunikasi dan hubungan interpersonal antara guru-siswa secara timbal balik dan
efektif, selain melakukan perencanaan/persiapan mengajar.
perencanaan/persiapan
mengajar. Ada 3 hal yang akan mengoptimalisasikan pengelolaan kelas antara
lain:
1. pendekatan
modifikasi perilaku: mengupayakan perubahan perilaku yang positif pada siswa
2. pendekatan
iklim sosio-emosional : menjalin hubungan yang positif antara guru-siswa
3. pendekatan
sistem proses kelompok/dinamika kelompok :
meningkatkan dan memelihara kelompok kelas yang efektif dan produktif.
Guru
sebagai pengelola kelas merupakan orang yang mempunyai peranan yang strategis
yaitu orang yang merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di kelas,
orang yang akan mengimplementasikan kegiatan yang direncanakan dengan subjek
dan objek siswa, orang menentukan dan mengambil keputusan dengan strategi yang
akan digunakan dengan berbagai kegiatan di kelas, dan guru pula yang akan
menentukan alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan tantangan yang muncul
maka dengan tiga pendekatan-pendekatan yang dikemukakan, akan sangat membantu
guru dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. Guru dalam melakukan tugas mengajar
di suatu kelas, perlu merencanakan dan menentukan pengelolaan kelas yang
bagaimana yang perlu dilakukan dengan memperhatikan kondisi kemampuan belajar
siswa serta materi pelajaran yang akan diajarkan di kelas tersebut.
Pengelolaan
Kelas Yang Dinamis
Dalam
pengelolaan kelas ada dua subjek yang memegang peranan yaitu guru dan siswa.
Guru sebagai pengelola, sebagai pemimpin mempunyai peranan yang lebih dominan
dari siswa. Motivasi kerja guru dan gaya kepemimpinan guru merupakan komponen
yang akan ikut menentukan sejauhmana keberhasilan guru dalam mengelola kelas.
Motivasi
Motivasi
adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melakukan serangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dorongan ini muncul
dikarenakan adanya kebutuhan.
Motivasi guru menjadi dasar pertama
untuk keberhasilan guru dalam mengelola kelas. Guru yang puas dengan apa yang
diperoleh atau apa yang dapat dicapai dari hasil dan lingkungan kerja akan
dapat berperan banyak dibandingkan dengan guru yang memiliki motivasi rendah.
Pengelolaan
kelas akan menjadi dinamis untuk dilakukan apabila guru memiliki motivasi kerja
yang tinggi, dan guru mengetahui bahwa gaya kepemimpinan situasional akan
sangat bermanfaat bagi guru dalam melakukan tugas mengajarnya. Pengelolaan kelas tidak dapat terlepas dari
motivasi kerja guru, karena dengan motivasi kerja guru ini akan terlihat
sejauhmana motif dan motivasi guru untuk melakukan pengelolaan kelas, sedangkan
dengan gaya kepemimpinan guru yang tepat yang digunakan dalam pengelolaan kelas
akan mengoptimalkan dan memaksimalkan keberhasilan pengelolaan kelas tersebut.
Seorang wali atau guru kelas harus mampu
menetapkan pilihan yang tepat dalam melakukan pendekatan untuk mewujudkan
pengelolaan kelas yang dinamis. Beberapa pendekatan yang dilakukan guru dalam
mengelolah kelas antara
- Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behaviorisme)
- Pendekatan berdasarkan suasana emosi dan hubungan sosial (sosio emosional climate approach)
- Pendekatan berdasarkan proses kelompok (group process approach)
- Pendekatan electis (electic approach)
Keberhasilan
pengelolaan kelas bergantung pada motivasi guru, artinya guru yang memiliki
motivasi yang tinggi akan dapat mengelola kelas dengan baik dan tepat.
Mengelola kelas itu sendiri bukanlah tujuan utama dari setiap guru, akan tetapi
apabila guru dapat mengelola kelas dengan baik, maka kegiatan belajar
mengajar-nya akan berjalan baik dan siswa-siswa-nya akan berprestasi tinggi.
Mengelola kelas merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai
dari kegiatan belajar mengajar. Tujuan guru pada dasarnya adalah bagaimana guru
dapat mentransfer materi pelajaran dengan baik, sehingga siswa dapat mengerti
dan menerima materi pelajaran yang diajarkan.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan (Bahasa Inggris :
Leadership Style) diartikan sebagai pola tindak seseorang dari seorang pemimpin
sebagai ciri kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan akan menentukan sejauhmana
efektivitas kepemimpinan, karena seorang pemimpin yang memiliki gaya
kepemimpinan yang tepat, akan dapat mengoptimalkan dan memaksimalkan
kepemimpinannya. Para pakar manajemen mendekati konsep efektivitas kepemimpinan
dari segi sikap perilaku pemimpin, dengan anggapan bahwa kemampuan untuk
membangkitkan, menggerakkan, dan mengarahkan orangorang yang dipimpin, agar
mengikuti kemauan pemimpinnya tergantung pada gaya kepemimpinan dari pemimpin
tersebut (Didi B. Djajamihardja dkk. 1994 : 32).
Lebih lanjut dikemukakan bahwa
gaya kepemimpian yang berdasarkan pada kewenangan yang dimiliki seorang
pemimpin dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu : 1) Gaya kepemimpinan
autokratik (otoriter), 2) Gaya kepemimpinan demokratik atau partisipatif, dan
3) Gaya kepemimpinan bebas ( laissez faire atau free rein) (Didi B.
Djajamihardja dkk. 1994 : 32; Winkel, 1987 : 117; Owens, 1981 : 149).
Para ahli menyatakan bahwa tidak
ada satu gaya pun yang paling tepat yang dapat mengatasi permasalahan yang
muncul dalam berbagai situasi yang berbeda. Pendekatan situasional merupakan
alternatif untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang berbeda-beda.
Kepemimpinan situasional menjelaskan bagaimana seseorang berperilaku.
0 komentar:
Posting Komentar
trimakasi sudah berkunjung.....
tolong tinggalkan komentar anda!!!